Seratusan hektare lahan pertanian jenis tanaman muda di Kota Subulussalam mengalami gagal panen atau puso imbas dari banjir.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam Rosihan Indra menyebutkan, lahan pertanian yang tergenang banjir itu merupakan jenis tanaman muda komoditas padi, jagung, dan sayuran.
“Adapun jenis tanaman yang mengalami gagal panen seluas 106 hektare yang tersebar di tiga kecamatan,” ujarnya kepada acehkini, Senin (28/10/2024).
Berdasarkan data per 28 Oktober 2024. Indra menjelaskan di Kecamatan Rundeng tercatat seluas 80 hektare lahan komoditas jagung dan padi tergenang banjir tersebar di 6 desa. Namun, yang mengalami gagal panen atau puso seluas 50 hektare.
“Di Kecamatan Rundeng terdapat 10 hektare lahan tanaman padi di Desa Tanah Tumbuh yang mengalami puso dengan umur tanaman padi 30-50 hari setelah tanam (HST),” sebutnya.
Kemudian di Kecamatan Sultan Daulat genangan banjir mengakibatkan seluas 52 hektare lahan pertanian terdampak banjir yang tersebar di 9 desa dengan masa tanam rata-rata 35-75 hari setelah tanam.
“Di Kecamatan Sultan Daulat dari 52 hektare lahan yang tergenang, 45 hektare mengalami gagal panen. Adapun komoditinya adalah jagung, padi, terong, timun, dan kacang panjang,” kata Indra.
Sedangkan di Kecamatan Simpang Kiri, seluas 21 hektare lahan jagung terdampak banjir genangan dengan usia tanam 35-105 hari setelah tanam.
“Di Kecamatan Simpang Kiri, lahan jagung yang berada di Desa Lae Oram juga mengalami gagal panen seluas 11 hektare,” jelasnya.
Indra mengatakan, intensitas hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab banjir yang berdampak pada lahan pertanian yang berada tidak jauh dengan daerah aliran sungai, sehingga debit air yang tinggi di aliran sungai Souraya meluap ke areal lahan pertanian milik warga.
“Kami telah membuat laporan ke dinas pertanian provinsi atas kejadian bencana ini,” ujarnya. []