Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry melalui Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan moderasi beragama dengan turut serta dalam forum lintas agama dan peradaban atau Interfaith and Intercivilizational Reception di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Forum lintas agama dan peradaban yang digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kementerian Agama Republik Indonesia, dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dari Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Acara ini menjadi ajang penting untuk memperkuat dialog antaragama dan mengokohkan semangat Islam Wasathiyah atau moderasi beragama.
Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Kegiatan ini sejalan dengan misi pemerintah dalam memperkuat moderasi beragama sebagai jalan untuk mencapai kerukunan antar-umat beragama. Moderasi beragama yang berpijak pada ajaran Al-Qur’an dan hadits nabi dapat menjadi solusi untuk menjaga keutuhan bangsa,” jelasnya.
Menurut Mujib, moderat atau wasathiyah sebagai sikap dasar dalam beragama telah memiliki pijakan kuat dalam nash Al-Qur’an dan hadits nabi. ” Ayat Al-Qur’an tentang ummatan wasatha dalam QS Al-Baqarah ayat 143 dapat dimaknai sebagai solusi untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Prof Mujib juga menekankan pentingnya forum internasional seperti ini dalam menyebarkan gagasan Islam Wasathiyah. “Kami sangat mengapresiasi inisiasi PBNU dan Kementerian Agama RI dalam menggagas forum ini. Ini adalah langkah penting untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas sosial, dan dialog antar bangsa,” ujarnya.
Kuliah Umum Moderasi Beragama
Pada hari sebelumnya, UIN Ar-Raniry Banda Aceh juga berpartisipasi dalam kuliah umum bertajuk “Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni”. Acara ini diselenggarakan oleh Kemenag RI bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia.
Kuliah umum ini menghadirkan Prof Dr Syaikh Ahmad At-Thayyeb, Imam Besar Al-Azhar, dan Prof Dr M Quraish Shihab, Lc, MA, sebagai pembicara utama.
Prof Quraish Shihab dalam paparannya menekankan bahwa moderasi beragama membutuhkan pemahaman yang mendalam dan ilmu yang benar. “Agama adalah sesuatu yang sempurna, namun ilmu agama terus berkembang dan beragama membutuhkan ilmu agar sesuai dengan ajaran yang benar,” tuturnya.
Sementara itu, Prof Dr Syaikh Ahmad At-Thayyeb mengingatkan pentingnya menjaga persatuan umat dan hubungan baik dengan sesama manusia serta Allah. Ia juga menyoroti bahaya propaganda yang dapat memecah belah umat Islam.
Menurut Imam Besar Al-Azhar itu, umat Islam perlu fokus pada tanggung jawab sosial yang lebih besar daripada hal-hal yang tidak produktif. “Saat ini adalah waktu bagi negara-negara Islam untuk menunjukkan keseriusan dalam mengambil tindakan nyata, bukan hanya berpidato,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama dan pejabat, termasuk Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman dan Manajer Program dan Kerja Sama Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry, Dr Rahmad Syah Putra.[]