BerandaHistori125 Tahun Lalu, Teuku Umar Wafat saat Bertempur Melawan Belanda

125 Tahun Lalu, Teuku Umar Wafat saat Bertempur Melawan Belanda

Published on

Teuku Umar wafat 125 tahun lalu atau 11 Februari 1899 saat bertempur melawan pasukan kolonial Belanda. Makamnya berada di Gampong Mugo, Panton Reu, Aceh Barat.

Nama Teuku Umar terkenal di Aceh dan Indonesia hingga kini. Diangkat sebagai Pahlawan Nasional sesuai SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973. Banyak kisah Teuku Umar ditulis dan diceritakan sebagai ahli perang gerilya.

Saat Belanda mengumumkan maklumat perang dengan Kesultanan Aceh pada 26 Maret 1873, Teuku Umar masih berumur 19 tahun, ikut berjuang bersama rekan-rekannya mempertahankan kedaulatan Aceh.

Pada 1880, Teuku Umar melamar Cut Nyak Dhien yang lebih tua enam tahun darinya. Saat itu, Cut Nyak Dhien baru dua tahun menjanda, setelah suaminya Teuku Ibrahim Lamnga meninggal pada 29 Juni 1878, karena tertembak dalam sebuah pertempuran di Gle Tarum, Aceh Besar.

Cut Nyak Dhien bersumpah akan membalaskan dendamnya, dia menerima lamaran Teuku Umar dengan syarat, diizinkan ikut berperang melawan Belanda. Permohonan diterima, Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien menikah, mereka kemudian terlibat banyak berperang melawan kolonial Belanda.

Mengenang Malahayati, Pahlawan Aceh Diakui Dunia

Dalam perjuangannya, Teuku Umar pernah berpura-pura bekerja sama dengan Belanda pada 1883 sebagai taktik perdagangan, dia memanfaatkan kapal-kapal pengangkutan Belanda dan negara lain untuk menjual hasil panen lada.

Perannya berbalik pada 14 Juni 1986. Hal ini berawal saat Teuku Umar menyerang sebuah kapal ‘Hok Canton’ yang sedang memuat lada di Teluk Rigaih. Sejumlah awak kapal terbunuh, lainnya disandera dengan tembusan. Teuku Umar kemudian menjadi buron.

Tahun 1891, terjadi banyak kekacauan perang di Aceh, Belanda semakin kesusahan. Teuku Umar menawarkan diri kepada Belanda untuk mengamankan beberapa wilayah, asal Belanda mengampuninya, dan memberikan materi, seperti yang diberikan kepada uleebalang yang setia kepada Belanda di luar lini konsentrasi.

Setelah melakukan beberapa tindakan membantu Belanda, baru mereka yakin terhadap sikap Teuku Umar. Pada 30 September 1893, Teuku Umar resmi ditetapkan sebagai Panglima Perang Kompeni dalam sebuah upacara militer di Kuraraja (Banda Aceh), beliau digelar Toekoe Djohan Pahlawan. Ikut serta belasan panglima perangnya.

Semasa pembelotan kedua, istrinya Cut Nyak Dhien terus berjuang melawan Belanda. Hingga pada 30 Maret 1896, Teuku Umar bergabung lagi dengan para pejuang, setelah mendapat sejumlah bekal persenjataan dari Belanda.

Teuku Umar bersama Cut Nyak terus merepotkan penjajah, di kawasan Aceh Besar dan Aceh Barat. Pasukan Belanda yang marah sempat menguasai kawasan Lampisang, Aceh Besar, membakar rumah Cut Nyak Dhien di sana, yang tersisa hanya sumurnya saja.

Makam Teuku Umar saat peringatan haul tahun 2023 lalu. Foto: Disbudpar Aceh

Pasangan terus bergerilya, hingga Teuku Umar meninggal dalam sebuah pertempuran sengit di Suak Ujong Kalak, Meulaboh, Aceh Barat, 11 Februari 1899. Sebagai istri, dendam Cut Nyak Dhien semakin mambara. Dia terus berjuang bersama anaknya Cut Gambang, menerapkan strategi perang gerilya, dari hutan ke hutan. []

Follow konten ACEHKINI.ID di Google News




Artikel Terbaru

Jangkau Daerah Terisolasi Banjir, BPBD Subulussalam Gunakan Robin Milik Warga

Penyaluran bantuan logistik kepada warga yang terisolasi akibat meluapnya sungai Lae Souraya di Desa...

Banjir di Subulussalam Meluas, Puluhan Desa Terendam

Banjir yang melanda wilayah Kota Subulussalam semakin meluas, Sabtu (12/10/2024). Wilayah yang terdampak banjir...

Bertema Antikorupsi, Gampong Film Hadir di Tiga Kabupaten/Kota

Gampong Film salah satu program dari Aceh Film Festival akan hadir di tiga kabupaten/kota...

Pria Gangguan Jiwa Tikam Empat Warga Aceh Utara

Seorang pria yang diduga gangguan jiwa menikam empat warga di Gampong Buket Guru, Paya...

PIKABAS Bank Aceh Rayakan Maulid dengan Berbagi Kebaikan

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Perkumpulan Istri Karyawan Bank Aceh Syariah (PIKABAS) Bank Aceh...

More like this

Jangkau Daerah Terisolasi Banjir, BPBD Subulussalam Gunakan Robin Milik Warga

Penyaluran bantuan logistik kepada warga yang terisolasi akibat meluapnya sungai Lae Souraya di Desa...

Banjir di Subulussalam Meluas, Puluhan Desa Terendam

Banjir yang melanda wilayah Kota Subulussalam semakin meluas, Sabtu (12/10/2024). Wilayah yang terdampak banjir...

Bertema Antikorupsi, Gampong Film Hadir di Tiga Kabupaten/Kota

Gampong Film salah satu program dari Aceh Film Festival akan hadir di tiga kabupaten/kota...