Ada sebuah ikon di Pulo Aceh, Aceh Besar yang menarik dikunjungi wisatawan, Mercusuar Willem’s Toren. Bangunan sejarah peninggalan kolonial Belanda masih aktif sampai kini, sebagai penunjuk arah bagi kapal-kapal yang berlayar di Samudera Hindia dan Selat Malaka.
Mercusuar itu terletak di Desa Meulingge, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. Pembangunan dimulai sekitar tahun 1875 oleh Belanda. Namanya diambil dari sosok William Alexander Frederick Lodewick, atau William III, Adipati Agung di Luxemburg. Dia dinilai berjasa dalam pembangunan Kolonialisme Belanda di Asia.
Bangunan Mercusuar Willem’s Toren setinggi 85 meter, disertai kompleks layaknya asrama militer. Memanjang dari suatu sisi yang menjorok ke purbukitan. Di sana juga ada ruangan bawah tanah yang dulu berfungsi sebagai penjara dan gudang senjata.
Hingga kini, mercusuar tersebut masih berfungsi. Distrik Navigasi Sabang mengirim petugas untuk menjaga lampu di menara tetap hidup di malam hari untuk menuntun kapal laut yang melintasi perairan internasional. Dua bulan sekali, tim akan selalu diganti.
Sabtu (11/3/2023) fotografer acehkini, Abdul Hadi memotret mercusuar tersebut dari udara. Berikut foto-fotonya: