Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Subulussalam melakukan peninjauan ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Souraya pascabanjir genangan yang melanda tiga Kecamatan di wilayah Kota Subulussalam, Minggu (20/10/2024).
Dengan menggunakan perahu motor, tim yang dipimpin oleh PJ Wali Kota Subulussalam Azhari, memulai peninjauan dari jembatan Gelombang yang berada di Kecamatan Sultan Daulat hingga ke hilir Sungai Souraya yang berada di Kecamatan Rundeng.
“Peninjauan ini dilakukan setelah pemerintah kota Subulussalam menetapkan status darurat banjir di wilayah Subulussalam selama 14 hari,” ungkap Azhari.
Peninjauan bersama unsur Forkopimda dan Tim BPBD Kota Subulussalam menempuh perjalanan selama tiga jam. acehkini turut serta dalam peninjauan tersebut melihat di beberapa lokasi., banjir masih menggenangi pemukiman warga yang berada tidak jauh dari aliran sungai. Bahkan jalan penghubung antar desa di Kecamatan Rundeng masih digenangi air setinggi pinggang orang dewasa. Beberapa kendaraan roda dua tampak menyeberangi banjir dengan menggunakan rakit yang disiapkan warga.
“Sebelumnya kita telah melakukan upaya penanganan banjir dengan memberikan bantuan masa panik, sekarang kita sedang menyusun langkah-langkah pascabanjir. Terpantau di daerah pemukiman yang sebelumnya tergenang sudah mulai surut,” kata Azhari.
Lanjutnya, kini pihak Pemerintah Kota Subulussalam sedang melakukan upaya preventif penanganan pascabanjir di bidang kesehatan dengan mengintruksikan Dinas Kesehatan untuk mengidentifikasi penyakit yang timbul akibat bencana.
“Selanjutnya, kita akan melakukan langkah pemulihan terhadap fasilitas umum, seperti sekolah, dan rumah ibadah yang turut terendam pada banjir tersebut agar dapat berjalan dengan harapan kita semua,” tutupnya.
Kepala Kepolisian Resor Subulussalam, Ajun Komisiaris Besar Polisi (AKBP) Yhogi Hadi Setiawan menuturkan kegiatan peninjauan DAS Lae Souraya ini merupakan bentuk sinergitas yang diharapkan dapat menciptakan solusi strategis untuk mengatasi banjir tahunan yang terjadi saat intensitas hujan tinggi, mengakibatkan meluapnya air dari Sungai Souraya.
“Ada beberapa hal yang telah dianalisa oleh Forkopimda Subulussalam sebagai penyebab sumber banjir, di antaranya merencanakan tata ruang dan lingkungan. Sebagaimana diketahui, Sungai Souraya menjadi muara dari beberapa sungai yang berasal dari kabupaten lainnya. Sehingga, debit air tersebut tidak mampu ditampung oleh fasilitas dan instrumen Lae Souraya itu sendiri,” jelasnya.
Ke depan, kata AKBP Yhogi, Forkopimda Subulussalam akan merencanakan penanganan banjir tahunan ini dengan mengeliminir permasalahan banjir dari hulu ke hilir. Ditambah dengan peringatan dini sebagai antisipasi untuk menghindari adanya korban jiwa.
“Dengan peninjauan ini, nanti kita juga akan berkoordinasi dengan kementerian terkait. Mungkin untuk penanganan DAS ini, forkopimda akan mengusulkan tanggul untuk penganggulangan banjir. Mudah-mudahan dapat dibantu oleh kementerian,” tuturnya.
Selanjutnya, Kapolres menegaskan tentang kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Tidak dipungkiri, banjir yang melanda wilayah Kota Subulussalam juga disebabkan oleh bukaan hutan yang terjadi di area hulu sungai. Sehingga fungsi hutan untuk menyerap dan menyimpan air hujan tidak terjaga dengan baik.
“Kita mengingatkan kembali tentang peningkatan konservasi lingkungan terutama bukaan-bukaan hutan yang akan kita beri atensi khusus dari Forkopimda untuk seminimal mungkin, agar hutan tidak dirambah, upaya pelestarian menjadi poin penting,” tutupnya. []