Kompleks makam Sultan Iskandar Muda ramai pada Rabu (27/12/2023). Orang-orang berpakaian adat Aceh datang ke makam yang berada di Gampong Peuniti, Baiturrahman, Banda Aceh—seberang meuligoe gubernur.
Sebuah panggung didirikan berjarak belasan meter dari utara makam. Sejak pagi, panggung diisi dengan pidato—berupa kalimat-kalimat mengenang sang sultan. Persis hari ini, 27 Desember 387 tahun silam Sultan Iskandar Muda mangkat.
Di kompleks dengan suasana yang riuh itu, makam sultan teduh di bawah rimbun pohon dan bangunan tak berdinding. Seorang pria bersila di sampingnya, dan mengirim doa-doa.
Menurut Muhammad Adli Abdullah, sejarawan Aceh, pengenangan Sultan Iskandar Muda cukup penting bagi generasi muda Aceh sehingga tidak melupakan identitas keacehan.
Ketua Panitia Iskandar mengatakan, haul diperingati untuk meningkatkan kecintaan kepada bangsa Aceh dan mengingat kembali kerajaan Aceh semasa dipimpin Sultan Iskandar Muda.
“Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda kerajaan menjadi termasyhur dan juga menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara,” katanya. Haul ini diwarnai dengan zikir, doa bersama, hingga pemaparan sejarah.
Paduka Seri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam atau Sultan Iskandar Muda lahir pada 1583 di Bandar Aceh Darussalam. Selama 30 tahun masa pemerintahannya (1606-1636 M), Kesultanan Aceh Darussalam mencapai puncak kejayaan.
Sultan Iskandar Muda wafat pada 1636. Konon, makamnya Aceh pernah dihancurkan Belanda. Makam saat ini petunjuk Pocut Meurah istri Sultan Mahmudsyah.
Pada 1993, Pemerintah Indonesia mengangkat Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.[]