BerandaNewsFJL Aceh Gelar Pelatihan Menulis Isu Gambut untuk Jurnalis dan Mahasiswa

FJL Aceh Gelar Pelatihan Menulis Isu Gambut untuk Jurnalis dan Mahasiswa

Published on

Para jurnalis, mahasiswa dan aktivis di Aceh mengikuti ‘Pelatihan Menulis Isu Gambut‘ selama dua hari, digelar Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh secara hybrid di lantai II, Gedung UPT-TIK ICT Universitas Syiah Kuala (USK), Jumat-Sabtu (23-24/6/2023).

Pemateri yang dihadirkan di antaranya, Koordinator Simpul Pantau Gambut Aceh, Dr. Monalisa; Research Manager Pantau Gambut, Agiel Prakoso; dan Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA), Sahril. Kegiatan ini bekerja sama dengan Pusat Riset Kehutanan Universitas Syiah Kuala, Jaringan Masyarakat Gambut Aceh dan Simpul Pantau Gabut Aceh.

Ketua Pusat Riset Kehutanan USK, Dr. Dahlan, mengatakan gambut di Aceh kebanyakan berada di luar kawasan hutan, seperti di Rawa Singkil yang masuk wilayah konservasi, lalu di Aceh Jaya, Calang sampai Aceh Barat Daya.

Berdasarkan tebaran gambut tersebut lanjut Dahlan, para peserta dapat menulis isu gambut dengan cermat. Karena gambut yang berada di luar kawasan dan di dalam hutan berbeda penanganannya, apalagi masyarakat sudah hidup duluan di kawasan tersebut.

“Selama ini penanganannya di konversi. Jika tata cara konversi ini bagus dilakukan, itu aman. Sementara yang tidak aman yakni dikeringkan, karena sifat gambut itu proses dekomposternya sangat lama. Jika gambut itu kering indikasi terbakar oleh api sangat mudah,” katanya.

Koordinator FJL Aceh, Munandar menyampaikan, kegiatan pelatihan ini dapat menjadi suatu output atau hasil terhadap peserta dalam memahami gambut, jenisnya, manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan hingga kondisinya saat ini khususnya gambut Aceh.

Para jurnalis lingkungan kata Nandar, selama ini juga konsen menulis terkait gambut. Seperti yang di Nagan Raya, Aceh Barat dan beberapa kabupaten lain. Dengan pelatihan menulis isu gambut ini para peserta juga dapat menggali data penyebab kebakaran di hutan yang salah satunya dipicu dari terbakarnya gambut ini.

“FJL menjadi ujung tombak jurnalis dalam memberitakan isu-isu lingkungan yang terjadi di Aceh. Seperti pembukaan lahan di daerah gambut dan kebakaran gambut. Kawan-kawan harus mengadvokasi isu ini di samping mengedukasikannya ke masyarakat,” katanya. []

Follow konten ACEHKINI.ID di Google News




Artikel Terbaru

Bupati Aceh Timur Lepas 393 Jemaah Haji Kloter 2, Minta Doa untuk Aceh di Tanah Suci

Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, secara resmi melepas keberangkatan jemaah haji kloter 2...

11 Tahun Wisata Buku Gratis RUMAN Aceh

Sehari setelah peringatan Hari Buku Nasional, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di bawah Pusat Kegiatan...

Film Take Lawe Diputar di Banda Aceh, Membawa Suara Kluet ke Tengah Kota

Yayasan Winaya Inspirasi Nusantara memutarkan sebuah film dokumenter berjudul Take Lawe di Lapangan Voli...

Kloter Perdana Haji Aceh 2025 Diberangkatkan, Semua Jemaah Sudah Kenakan Kain Ihram

Sebanyak 393 jemaah haji asal Aceh dari kloter pertama (BTJ-01) resmi diberangkatkan menuju Tanah...

PRHIA USK Raih Penghargaan ‘Kampus Berdampak’

Pusat Riset Hukum, Islam, dan Adat (PRHIA) Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Atsiri Research...

More like this

Bupati Aceh Timur Lepas 393 Jemaah Haji Kloter 2, Minta Doa untuk Aceh di Tanah Suci

Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, secara resmi melepas keberangkatan jemaah haji kloter 2...

11 Tahun Wisata Buku Gratis RUMAN Aceh

Sehari setelah peringatan Hari Buku Nasional, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di bawah Pusat Kegiatan...

Film Take Lawe Diputar di Banda Aceh, Membawa Suara Kluet ke Tengah Kota

Yayasan Winaya Inspirasi Nusantara memutarkan sebuah film dokumenter berjudul Take Lawe di Lapangan Voli...