Bakal calon gubernur Aceh dari Partai Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bakal merangkul kelompok minoritas di Aceh jika menang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Menurutnya, orang Aceh adalah masyarakat yang tinggal di Aceh, tanpa memandang suku bahkan agama.
“Tidak ada anak tiri dan anak kandung. Kebersamaan ini perlu,” kata Mualem dalam wawancara khusus kepada tim acehkini, beberapa waktu lalu. Kelompok minoritas dimaksud termasuk di sisi suku, ataupun agama.
Mualem menilai tidak perlu melihat latar suku seseorang untuk memajukan Aceh. Yang paling penting semua orang di Aceh kompak dan merawat kebersamaan. Ia menyebut, situasi kompak saja ada kalanya tidak bisa membangun Aceh, apalagi kondisinya bercerai-berai.
“Yang jelas, kalau Allah mengizinkan, kita tetap membenahi mereka-mereka [minoritas] yang mungkin tersisih atau tidak dipeduli,” kata Mualem.
Dia mencontohkan selama ini merangkul masyarakat suku Gayo yang sebagian besar tinggal di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Mualem melibatkan tokoh-tokoh Gayo dalam menjalin komunikasi tersebut.
Komunikasi dengan kelompok minoritas pun dilakukan dengan strategi berbeda. Misalnya, menggunakan bahasa daerah masing-masing. “Berkomunikasi dengan bahasa mereka, Gayo atau Jamei, lebih menggigit, merasa, dan menyentuh hati,” katanya.
Dia berjanji bila menjadi gubernur Aceh akan memberi pelayanan yang sama kepada semua kalangan. “Semua akan dirangkul, dibenahi, dan diberi pelayanan di mana saja. Supaya merasa adil dan tidak tersisih.”
Fakta: Minoritas Agama dan Suku di Aceh
Meski menerapkan syariat Islam dan mayoritas penduduk beragama Islam, namun di Aceh juga terdapat pemeluk agama yang lain. Mereka termasuk kalangan minoritas dengan jumlah yang sedikit dibanding pemeluk Islam.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Aceh dalam Angka (2024), jumlah pemeluk Islam 5.015.236 orang. Sisanya, 37.620 memeluk Protestan, 9.181 umat Katolik, 236 umat Hindu, dan 7.529 umat Budha. Mereka tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Dari 23 daerah, hanya Aceh Jaya yang tidak memiliki penduduk non-muslim.
Sementara itu, di Aceh juga terdapat kelompok minoritas suku. Selain suku Aceh yang sebagian besar mendiami wilayah pesisir timur dan utara Aceh, terdapat suku lain, yaitu: Gayo, Alas, Tamiang, Aneuk Jamei, Singkil, Kluet, dan Simeulue. Masing-masing suku itu memiliki bahasanya tersendiri.
Di kota-kota besar seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh, dan Bireuen, terdapat penduduk etnis Tionghoa yang lahir dan besar di Aceh. []