BerandaGaya Hidup‘Memulangkan’ Hamzah Fansuri ke Kota Subulussalam, Setelah Karyanya Diakui Dunia

‘Memulangkan’ Hamzah Fansuri ke Kota Subulussalam, Setelah Karyanya Diakui Dunia

Published on

Komunitas Institute for Singkel Research on Adat and Culture (ISRAC) menggelar kegiatan diskusi warisan pengetahuan atau ‘Turats Syekh Hamzah Fansuri: Budaya, Karya dan Karsa’. Kegiatan menghadirkan Prof. Oman Fathurrahman bersama Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, di Kota Subulussalam, Aceh, Kamis (17/4/2024).

Pada 11 April 2025 lalu, karya-karya Hamzah Fansuri ditetapkan sebagai Memory of The World (MoW) oleh UNESCO di Paris, Prancis. Kontribusi Hamzah Fansuri dalam kebudayaan intektual dunia Melayu sejak abad ke-16 Masehi memberikan warna baru bagi Kawasan Asia Tenggara dengan Syair, perkembangan Bahasa, sufisme dan filsafat wujudiyah (unity of existence).

Hal ini membawa dampak kuat dalam mendefinisikan kembali historiografi Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Kontribusi ilmu pengetahuan melalui manuskrip terbukti memunculkan poros baru dalam menulis ulang identitas sejarah Indonesia yang berbasis dari manuskrip.

“Kegiatan ini sebagai dedikasi untuk Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Abdurrauf As-Singkily yang tumbuh di Tanah Singkel (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam),” kata Prof. Oman Fathurrahman, Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beliau menjelaskan tentang bagaimana doktrin-doktrin Wahdat al-Wujud menyebar ke seantero Nusantara melalui Tarekat Syatariah yang khalifah utamanya adalah Syekh ‘Abd al-Ra’uf ibn ‘Ali al-Jawi al-Fansuri.

Mengutip Feener dan Michael Laffan, al-Jawi sendiri adalah terminologi Arab yang disematkan kepada Asia Tenggara yang tertulis dalam Kitab ‘Tabaqat al-Khawass’ yang ditulis oleh Shihab al-Din Ahmad al-Sharji (1410-1478). Sementara As-Singkily adalah Tanah Singkel. Bahkan, Indonesia berhutang besar kepada Tarekat Syatariah dalam mendefinisikan nusantara.

Melalui penelusururan Prof. Oman, Tarekat Syatariyah menyebat ke Sumatera melalui murid Syekh Abdurrauf as-Singkily yaitu Syekh Burhanuddin Ulakan, Sedangkan ke Pulau Jawa disebarkan oleh Syekh Abdul Muhyi (1730 M) di daerah Safarwadi Pamijahan, Tasikmalaya dan Jawa Barat. Nantinya, tareqat ini menjadi ideologi dari Aceh, Kesultanan Cirebon melalui Ratu Raja Fatimah, Kesultanan Yogyakarta melalui Kanjeng ratu Kadospaten sampai Buton.

Sementara Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) di UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA) mengutarakan hal yang penting terkait bagaimana kemudian kosmologi lokal di Aceh khususnya di Tanah Singkel, tidak mendapatkan gema yang cukup untuk menunjukkan kebesarannya. “Secara geopolitik, Aceh begitu penting di masa lalu dan di masa sekarang,” katanya.

Namun sayangnya, kata KBA, hal tersebut tertutupi oleh industrialisasi perkebunan yang dampaknya membuat kosmologi alam dari sejarah pelan-pelan memudar. Beliau mengambil penjelasannya berdasarkan pengamatan pada kosmologi alam di Aceh, seperti laut, bukit, gunung dan sungai yang ditandai dengan munculnya banyak makam-makam ulama sejak sejak abad ke-7 M sebagai pertanda dari peradaban besar.

Apa yang disebut Prof. KBA sebagai ‘keberkahan kosmologi’ mulai memudar. Bahkwa kehilangan gelombang kesadaran masyarakat zaman kiwari akan kosmologi lokal yang bersumber dari alam dan sejarah yang menaungi para aulia di Aceh. “Juga ikut luntur bersamaan dengan kondisi geografis yang mulai mempersempit kesadaran kultural dan sejarah. Sehingga, ketika daerah-daerah bersejarah kini berubah menjadi kehampaan jika disambangi di masa sekarang, there is nothing,” jelasnya.

Kegiatan ‘Turats Syekh Hamzah Fansuri: Budaya, Karya dan Karsa’ menjadi pertanda baru bahwa munculnya kesadaran kosmologi dan keinginan untuk meredefiniskan kembali historiografi sejarah Indonesia.

Selain pembahasan manuskrip dan kosmologi, kegiatab juga menampilkan eksibisi lukisan dari pelukis asli tanah Singkel, M. Yasir yang memamerkan karyanya. Salah satunya ilustrasi Syekh Hamzah Fansuri sebagai respon untuk ‘menghidupkan’ kembali citranya di tanah kelahiran. []

Follow konten ACEHKINI.ID di Google News




Artikel Terbaru

Direktur BSI Beri Kuliah Umum di Dayah Jeumala Amal

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) memperkuat literasi ekonomi syariah berkelanjutan melalui kuliah umum...

TNI Musnahkan 3 Hektare Ganja di Gayo Lues

Personel TNI Kodim 0113 Gayo Lues berhasil memusnahkan tanaman ganja seluas tiga hektare di...

Wagub Aceh Fadhlullah Hadiri Wisuda Dayah Jeumala Amal, Ajak Santri Jadi Pemimpin Masa Depan

Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Fadhlullah, didampingi Istri, menghadiri wisuda ke-33 alumni Madrasah Tsanawiyah dan...

YPMAN Telah Salurkan Beasiswa untuk 54.771 Anak Nelayan

Selama 23 tahun (2002-2025) Yayasan Pangkai Meureunoe Aneuk Nelayan (YPMAN) telah menyalurkan bantuan pendidikan...

FKIJK Run 2025 Diikuti Seribuan Pelari, Wagub Tegaskan Aceh Siap Jadi Destinasi Event Nasional

Lebih dari seribu peserta dari berbagai daerah meramaikan ajang lari FKIJK Aceh Run 2025...

More like this

Direktur BSI Beri Kuliah Umum di Dayah Jeumala Amal

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) memperkuat literasi ekonomi syariah berkelanjutan melalui kuliah umum...

TNI Musnahkan 3 Hektare Ganja di Gayo Lues

Personel TNI Kodim 0113 Gayo Lues berhasil memusnahkan tanaman ganja seluas tiga hektare di...

Wagub Aceh Fadhlullah Hadiri Wisuda Dayah Jeumala Amal, Ajak Santri Jadi Pemimpin Masa Depan

Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Fadhlullah, didampingi Istri, menghadiri wisuda ke-33 alumni Madrasah Tsanawiyah dan...