Orang-orang berbondong-bondong keluar dari stasiun kereta bawah tanah Itaewon, Korea Selatan, Senin pagi (17/6/2024). Sebagian di antaranya bergegas menuju lokasi kerja, terburu-buru. Namun, beberapa lainnya menuju pintu keluar nomor tiga dengan berjalan santai.
Dengan pakaian lebih berwarna, mereka tampak bercengkerama dengan pejalan di sampingnya. Kelompok-kelompok kecil ini terus berdatangan dan berjalan ke arah yang sama: Masjid Sentral Seoul.
Walaupun jalanan sedikit menanjak, jemaah terlihat bersemangat. Mereka menenteng sajadah, sebagian berbaju tradisional, bahkan ada yang memakai keffiyeh—sorban penutup kepala khas Palestina.
Senin itu, seperti di belahan negara lainnya, muslim di Korea Selatan juga melaksanakan Salat Iduladha. Di Seoul sendiri, Masjid di Itaewon ini menjadi tujuan utama. Tidak hanya bagi mereka yang menetap di sini, tapi juga pelancong asing yang kebetulan sedang berwisata. Misalnya dari India, Tiongkok, Maroko, Malaysia, dan Indonesia.
acehkini juga sempat bertemu dengan beberapa wisatawan Indonesia asal Riau, Lampung, Bandung, dan Banjarmasin. Menurut mereka hanya di sinilah suasana lebaran di Indonesia dapat sedikit terlihat sebagai pengobat rindu.
Di tengah cuaca panas, ribuan anggota jemaah memadati masjid hingga ke halamannya. Salat dimulai tepat pukul 9 pagi dan diikuti oleh ceramah dalam tiga bahasa, yaitu Inggris, Arab dan Korea. Penceramah menyampaikan keutamaan berhaji dan berkurban. Jemaah tetap di posisi mereka mendengarkan dengan seksama.
Usai pelaksanaan Salat Id, jemaah mulai antre untuk berfoto bersama keluarga, kerabat, dan teman di depan masjid. Panitia pun aktif membagikan roti dan susu. Banyak di antara mereka yang berfoto menggunakan keffiyeh sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina.
Selesai berfoto, jemaah bergegas mencari restoran halal terdekat untuk merasakan nuansa hari raya yang lebih semarak. Begitu juga dengan acehkini, Happy Ied Mubarak dari Seoul.[]