Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 18 Mei 2023 memasukkan manuskrip Hikayat Aceh sebagai Memory of The World atau warisan dunia dalam bentuk dokumen.
Terdaftarnya Hikayat Aceh menambah daftar inskripsi Aceh di UNESCO. Sejak dulu, setidaknya ada beberapa sudah tercatat, seperti Saman, Leuser, hingga arsip Tsunami.
Tari Saman
Tari Saman menjadi warisan budaya tak benda UNESCO setelah ditetapkan pada 24 November 2011. Dalam sertifikatnya, Tari Saman disebut sebagai warisan yang perlu dilestarikan secara mendesak.
Penetapan warisan dunia itu membuktikan bahwa kelangsungan Tari Saman terancam sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan agar praktiknya tetap langgeng.
Tarian asal tanah Gayo ini dimainkan oleh beberapa pria dengan posisi duduk, lalu menggerakkan anggota tubuh. Syair yang dilantunkan penari berisi pesan dakwah.
Taman Nasional Gunung Leuser
Jauh sebelum Tari Saman, UNESCO telah menetapkan Taman Nasional Gunung Leuser sebagai warisan cagar biosfer dunia pada Juni 1981. Taman seluas lebih dari satu juta hektare ini berada di Aceh dan sebagian kecilnya di Sumatra Utara.
Keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser di UNESCO menjadi lebih kuat setelah Hutan Hujan Tropis Sumatra ditetapkan sebagai situs warisan alam dunia pada 2004, dan Leuser termasuk di dalamnya.
Arsip Tsunami Aceh
UNESCO pada 30 Oktober 2017 menetapkan Arsip Tsunami Samudra Hindia di Kota Banda Aceh sebagai Memory of The World atau warisan dunia dalam bentuk dokumen. Tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004.
Tsunami melanda setelah gempa besar mengguncang Samudra Hindia di dekat daratan Aceh. Dengan tinggi gelombang lebih dari 30 meter, bencana ini membuat lebih dari 230 ribu korban meninggal.
Hikayat Aceh
Manuskrip Hikayat Aceh secara resmi menjadi Memory of The World atau warisan dunia dalam bentuk dokumen pada 18 Mei 2023. Nominasi naskah langka ini diajukan Belanda dan Indonesia. Di dunia, saat ini hanya tersisa tiga manuskrip abad ke-17 itu.[]