Siaga bencana hidrometeorologi terutama ancaman di musim penghujan pada akhir tahun, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto meninjau kesiapan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar di Posko Induk Sibreh Keumudee Kecamatan Sukamakmur, Kamis (24/10/2024).
Iswanto sempat menyaksikan langsung kegiatan tim BPBD Aceh Besar melakukan latihan kesiagaan menghadapi bencana, terutama kegiatan darurat pascabencana, seperti latihan pemasangan tenda darurat dan lainnya. “Alhamdulillah, petugas lapangan BPBD telah menunjukkan kesiagaannya dalam menghadapi bencana, terutama dalam peran kedaruratan termasuk langkah langkah penyelamatan saat darurat. Hal ini sesuai dengan arahan Pak Pj Gubernur Aceh terkait potensi ancaman bencana hidrometeorologi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Aceh Besar itu juga meninjau gudang logistik dan peralatan kebencanaan BPBD Aceh Besar.
Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil mengatakan bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Penyebab lain dari bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
“Fenomena alam ini yang mendorong naiknya intensitas hujan di Indonesia termasuk juga di Aceh, yang membuat intensitas hujan lebih tinggi dari sebelumnya. Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan berpotensi akan terjadi. Itu sebabnya kita harus terus siaga menghadapi fenomena alam tersebut,” katanya.
Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, Kalaksa BPB Aceh Besar mengimbau seluruh masyarakat Aceh Besar, untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta atas bencana hidrometeorologi, dengan cara memangkas ranting dan dahan pohon-pohon besar yang telah menua, membersihkan saluran air dari tempat pemukiman hingga sungai.
“Apapun bisa terjadi, itu sebabnya kami minta masyarakat sudah mulai peduli terhadap lingkungan, pohon dan ranting yang sudah tua, sudah bisa untuk dipotong, agar saat terjadi angin kencang ranting dan pohon tidak patah dan menimpa rumah ataupun orang,” terangnya.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi itu. Intensitas hujan akan meningkat akibat fenomena alam. “Upaya mitigasi bencana hidrometeorologi ialah menghindari pembuangan sampah sembarangan. Tujuannya adalah mencegah terjadinya genangan air dan penumpukan sampah yang dapat menyumbat aliran air, sehingga meminimalisir risiko banjir,” pungkas Ridwan Jamil. []