Kualitas udara Aceh berada di kategori baik. Pengukuran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat konsentrasi partikulat—partikel sangat kecil di udara—di Aceh cukup rendah dibanding wilayah lain.
“Karena di Aceh juga tidak ada misalnya pabrik-pabrik terlalu besar, jadi memang kualitas udara lebih baik karena menurut pengukuran tergolong rendah partikel-partikel udara yang buruk itu,” kata Mifta, prakirawan BMKG Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, kepada acehkini, Ahad (13/8/2023).
Pengukuran BMKG, konsentrasi partikulat PM2.5 Aceh berkisar 0-15,5 µg/m³. Kondisi hutan Aceh yang luas, menurut Mifta, sangat memengaruhi kualitas udara karena pepohonan mampu menyerap polutan.
Karena itu, sejauh ini kualitas udara di Aceh belum pernah di kategori buruk, kecuali saat asap kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau mencapai Aceh beberapa tahun lalu.
Mifta mengimbau masyarakat Aceh menjaga lingkungan, tidak membakar sampah, dan menggunakan kendaraan umum daripada pribadi agar kualitas udara tetap baik.
Terbaik di Indonesia
Sementara itu, laman IQAir penyedia data indeks kualitas udara berbagai kota di dunia menempatkan Indrapuri (Aceh) di peringkat pertama kualitas udara terbaik di Indonesia. Data ini sebagaimana diakses acehkini pada pukul 17.05 WIB, Ahad (13/8/2023).
Laman itu menyebut tingkat konsentrasi partikulat di Indrapuri 2.7 µg/m³.[]