Jumat, Juni 9, 2023
More
    BerandaGaya HidupMeuramien, Tradisi Wisata Lebaran di Sungai Tangse

    Meuramien, Tradisi Wisata Lebaran di Sungai Tangse

    Published on

    Pandangan masih terhalang gumpalan kabut tipis pada suatu pagi, Senin (24/4/2023), kala Muksal (32 tahun) dan beberapa rekannya bersiap-siap untuk meuramien atau wisata. Alat-alat yang dipersiapkan di antaranya kuali besar (beulangong), tungku untuk memasak, bumbu untuk mengolah aneka makanan, dan kambing untuk disembelih.

    Meuramien adalah istilah umum yang digunakan masyarakat Aceh untuk berwisata sekaligus silaturahmi sambil memasak bersama-sama di suatu tempat, misalnya di pantai, sawah-sawah dan sungai. Bagi masyarakat Tangse di Kabupaten Pidie, aktivitas meuramien sering dilakukan di pinggiran sungai. Ini dikarenakan wilayah itu dikenal sebagai kawasan pegunungan yang memilik banyak sungai jernih mengalir tanpa jeda di celah-celah perbukitan.

    Memasuki lebaran ketiga Idulfitri 1444 H, aktivitas meuramien semakin digemari warga. Banyak pemudik yang menghabiskan waktu berkumpul bersama kerabat di kampung halamannya untuk meuramien. Mereka biasa mengajak seluruh anggota keluarganya, teman-teman masa sekolah dulu untuk berkumpul bersama melepaskan kerinduan selama di perantauan.

    Di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tangse-Geumpang, aktivitas meuramien terlihat. Sejumlah tenda terlihat dibentangkan warga untuk memasak dan sekaligus menyantap makanan bersama di pinggiran sungai.

    Sementara, sebagian lainnya terlihat menceburkan diri sambil menyelami jernih dan dinginnya air pegunungan Tangse. “Ini (meuramien) sudah sering kita lakukan, terutama saat lebaran ketiga Idulfitri ataupun Iduladha. Dananya kita kumpulkan bersama secara meuripee (patungan) untuk kita beli kambing untuk kita masak dan makan bersama,” ujar Muksal.

    Wisata di Sungai Tangse
    Tradisi meuramien di Sungai Tangse, Pidie. Foto: Taufik

    Muksal mengaku, warga umumnya sudah mempersiapkan dana jauh-jauh hari untuk membeli seekor kambing dan segala macam peralatan dapur untuk dimasak di pinggir sungai. Bahkan, tradisi meuramien ini tak hanya dilakukan warga Tangse, namun juga pengunjung dari daerah lainnya. Mereka sengaja memboyong seluruh keluarganya untuk berwisata bersama di pinggir sungai.

    “Suasana alamnya masih asri dan nyaman. Nanti kita sehabis mandi langsung makan bersama. Namun bagi pengunjung apabila hendak mandi harus berhati-hati karena arus sungainya deras. Apalagi di musim penghujan ini,” jelasnya. []

    Taufik Ar-Rifai

    Follow konten ACEHKINI.ID di Google News

    Artikel Terbaru

    Jemaah Haji Aceh yang Meninggal Dunia di Tanah Suci Bertambah Jadi 2 Orang

    Innalillaahi wainna ilaihi raji'un. Seorang jemaah haji Aceh asal Kabupaten Bireuen, Marzuki bin Husen...

    DPR Aceh Minta Pemerintah Pusat Segera Bangun Venue PON 2024 Pakai APBN

    Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA) Aceh masih berkomitmen untuk menolak Aceh menjadi tuan rumah Pekan...

    More like this

    Jemaah Haji Aceh yang Meninggal Dunia di Tanah Suci Bertambah Jadi 2 Orang

    Innalillaahi wainna ilaihi raji'un. Seorang jemaah haji Aceh asal Kabupaten Bireuen, Marzuki bin Husen...

    DPR Aceh Minta Pemerintah Pusat Segera Bangun Venue PON 2024 Pakai APBN

    Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA) Aceh masih berkomitmen untuk menolak Aceh menjadi tuan rumah Pekan...

    Sidak RSUDZA, DPRA dan Sekda Aceh Dapati Dokter Piket Bolos

    Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami melakukan...