Mantan Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof Din Syamsuddin buka suara atas keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh. Ulama ini meminta rakyat Aceh harus membantu.
Menurutnya, pengungsi Rohingya adalah kaum mazhlumin yang terusir dari kampung halaman mereka oleh rezim militer Myanmar. Mereka teraniaya, dan harus menderita mengarungi lautan luas untuk mencari perlindungan dan keselamatan.
“Maka, adalah kewajiban keagamaan bagi kita untuk membantu mereka. Jadilah bagaikan kaum Anshar yang menyambut dan menerima kaum Muhajirun waktu hijrah di Madinah dulu,” katanya, Jumat (29/12/2023).
“Aceh Darussalam atau Negeri Damai, ditakdirkan Allah SWT menjadi tujuan mereka. Ini adalah ujian sekaligus kesempatan beramal bagi rakyat Aceh,” lanjutnya.
Din menambahkan, Nabi Muhammad SAW berpesan bahwa perumpamaan kaum beriman itu bagaikan jasad yang satu, jika satu anggota jasad merasa sakit maka seluruh anggota yang lain merasa sakit pula.
Sejak pertengahan November lalu, beberapa gelombang pengungsi Rohingya tiba di Aceh. Jumlahnya kini lebih dari 1.500 orang.
Mereka pergi dari kamp pengungsian Cox’s Bazar di Bangladesh dan melalui laut Andaman dengan situasi yang berbahaya hingga akhirnya tiba di Aceh.
Orang-orang Rohingya menjadi etnis minoritas paling teraniaya di dunia. Mereka diusir dan tak diakui warga negara di tanah airnya: Myanmar.
Bertahun-tahun, mereka hidup di kamp pengungsian di Bangladesh, jumlahnya lebih dari sejuta orang.[]