Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh menggelar Seminar Hasil Kajian Pendidikan Perdamaian Aceh Tahun 2024, di Hotel Ayani, Banda Aceh, Selasa (3/12/2024). Seminar dua hasil kajian yang dilakukan peneliti terkait isu pasca-Pilkada Aceh.
Agenda tersebut dihadiri oleh ketua dan anggota tim kajian pendidikan perdamaian Aceh, mitra strategis Kesbangpol seperti FKUB, FKDM, dan FPK, pejabat pemerintah Aceh, akademisi, dan mahasiswa.
Kaban Kesbangpol Aceh melalui Kabid Wasnas dan Penanganan Konflik, Dedy Andrian menyampaikan kegiatan seminar ini merupakan tindak lanjut dari dibentuknya tim kajian pendidikan perdamaian Aceh oleh Badan Kesbangpol Aceh.
Tim yang diketuai oleh Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad ini telah melakukan kajian mendalam terkait pendidikan dan penguatan perdamaian di Aceh dengan tema utama ‘Transformasi Kepemimpinan Aceh Pasca-Pilkada Serentak Tahun 2024.’
“Perdamaian tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh elemen masyarakat Aceh, akademisi, wartawan, tokoh masyarakat, pemuda, perempuan, dan aparat keamanan harus terlibat aktif dalam mempertahankannya,” jelas Dedy.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi kelancaran proses Pilkada Aceh, menjadi bukti bahwa semangat perdamaian dan demokrasi di Aceh masih kuat. “Apapun hasil Pilkada, kita harus bersatu menjaga perdamaian dan bekerjasama demi kebaikan serta kemajuan Aceh,” lanjut Dedy.
Dia mengingatkan meskipun stabilitas politik dan keamanan di Aceh cukup baik, potensi gesekan akibat isu kebijakan, sumber daya, agama, atau aksi kekerasan tetap memerlukan perhatian semua pihak. “Kewaspadaan dan kerja keras kita bersama adalah kunci untuk mengantisipasi potensi konflik,” tegasnya.
Dikatakan Dedy, seminar ini bertujuan mendapatkan masukan terhadap hasil kajian yang telah disusun oleh tim. Masukan dari pembicara, penanggap, dan peserta akan menjadi bahan rekomendasi bagi Pemerintah Aceh dan para pemangku kepentingan untuk menyusun program kerja yang mendukung perdamaian.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjaga perdamaian Aceh secara adil dan bermartabat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah di masa depan.
Seminar yang dimoderatori oleh Mukhlisuddin Ilyas, menghadirkan dua peneliti; Teuku Muda Bentara dengan kajian terkait ‘Konflik SDA di Aceh’, dan Muhammad Riza Nurdin dengan kajian ‘Agama dalam Transformasi Kepemimpinan di Aceh’. Sementara Prof. Kamaruzzaman bertindak sebagai penanggap. []