BerandaGaya HidupKulinerKedai Kopi Antik di Lorong Sempit Seoul, Korea Selatan

Kedai Kopi Antik di Lorong Sempit Seoul, Korea Selatan

Published on

Beberapa pekan lalu, acehkini sudah mengajak pembaca menikmati cafe serba modern di Seoul, Ibu Kota Korea Selatan. Kota cantik ini tidak hanya menampilkan sisi glamornya, namun juga beragam tempat lain dengan tema berbeda. Berbicara cafe, banyak tempat nongkong anak muda untuk menyeruput kopi, punya ciri khas masing-masing.

Penikmat wisata Korea tentu tak asing dengan area Hongdae, Myeongdong, Gangnam atau Itaewon. Kali ini acehkini ingin mengajak pembaca menikmati kawasan Eljiro, hanya beberapa menit berjalan kaki dari area belanja populer Myeongdong. Di sini lah banyak lorong-lorong sempit bernuansa tahun 70-an.

“Kawasan Eljiro dulunya terkenal sebagai area percetakan besar, banyak mesin-mesin fotocopy dan langanan para penerbit, namun kini di era moderen banyak orang yang meninggalkan percetakan manual hingga kawasan ini sedikit terlupakan,” kisah Nara, rekan asal Korea.

Menurutnya, banyak percetakan yang berhenti beroperasi dan beralih fungsi. “Jadi kawasan ini disulap menjadi menjadi area klasik seperti Seoul di masa lalu. Di lorong-lorong sempitnya terdapat beberapa cafe keren,” katanya lagi.

Di pekan pertama November 2020, saya bersama Yuma, seorang kawan dari Jepang, janjian untuk menelusuri kawasan itu. Kami janji bertemu di station Eljiro 3ga pintu 1, saat suhu Seoul mulai dingin. Tujuan kami adalah nongkong di salah satu kedai kopi tertua di kawasan ini.

Mencari lokasinya lumayan sulit. “Pasti kamu tidak punya naver atau kakao map,” kata Yuma memperhatikan peta di ponsel saya. “Kalau di Korea itu baiknya pakai Kakao atau Naver map biar nggak nyasar,” tambahnya. Naver dan Kakao sendiri merupakan aplikasi buatan Korea Selatan.

Benar saja, setelah menganti map, tempat tujuan ditemukan dalam 5 menit. Sayangnya, karena akhir pekan kedai kopi ini tutup. Tidak kehabisan ide, lorong-lorong sempit di sekitar menjadi pilihan. Yuma menemukan kedai kopi antik lainnya di sekitar lokasi berkat aplikasi Naver.

Kami lalu menjelajahi gang sempit, terselip di antara kemegahan gedung bertingkat di sekitarnya. Hanyak-bang, kedai kopi itu tersembunyi di balik toko tua, sedikit gelap. Cafe ini cukup populer, jika melihat antrean yang ada.

Beberapa pengunjung membeli cemilan dengan hiasan cantik, beberapa lainnya mencari kursi untuk duduk dan di pintu, dan melihat daftar menu minuman untuk dipesan. Kami memutuskan mencari tempat pada sebuah meja kosong dengan dua kursi di dekat pintu lantai dua.

“Wah banyak aksara hanja kuno di sini, seperti berasa ada di setting film mandarin,” kata Yuma. Menurut Yuma pada dasarnya dahulu Orang-orang Tiongkok, Jepang dan Korea menggunakan sistem penulisan Hanja kuno yang sama, sehingga walaupun Yuma berasal dari Jepang ada beberapa karakter yang masih bisa dikenali.

“Bahasa sekarang dibuat lebih sederhana supaya tidak banyak yang buta huruf,” tambahnya lagi sambil memotret beberapa tulisan di dinding.

Interior cafe ini klasik dan antik. Mulai dari pintu, hiasan tembok, laci sampai meja dan kursi yang digunakan. Suasana sedikit remang juga menambah suasana seperti tahun 70-an. Buat pencinta film mandarin, suasana seperti ini sangat khas.

Hanyak-Bang, nama kedai ini. Bila diterjemahkan adalah ruangan pengobatan tradisional Korea. Jadi tak heran banyak furnitur yang biasanya ditemukan di toko obat kuno, seperti laci-laci untuk penyimpanan bahan pembuat obat.

Buat pecinta kopi, ini tempat tepat untuk dikunjungi. Ada beberapa ragam biji kopi pilihan yang dapat dipilih untuk diolah barista secara hand drips. Ada menu lain yang tertulis dipotongan papan kayu besar, tergantung di atas meja barista, seperti; latte, cappuccino, espresso sampai menu bukan kopi, seperti; jus, chocolate atau teh.

Walaupun tidak menyediakan makanan berat, namun ada beberapa kue yang dapat dipesan sebagai pendamping kopi. Kedai ini memiliki pengilingan kopi manual.

acehkini memesan biji kopi mandailing yang diracik hand drips khusus, dan Yuma memesan vanila latte. Harganya juga bersahabat dikantong, 4.000 ribu won untuk hand drips spesial dan harga yang sama untuk latte. Rasanya punya ciri khas tersendiri, karena diolah oleh barista berpengalaman.

Berbincang sambil minum kopi sambil melihat pengunjung silih berganti, tidak terasa kami menghabiskan tiga jam di sini. Saat kembali menelusuri lorong kecil untuk kembali ke station subway, gedung-gedung tinggi kembali terlihat. Benar-benar seperti kembali dari masa lalu.

Bagaimana tertarik berkunjung dan kembali lorong masa lalu? Catat nama kedai kopi ini di list tujuan wisata, saat nantinya dapat kembali berpetualang ke Korea Selatan. []

Note: Tulisan ini pertama kali tayang di situs ACEHKINI.ID

Follow konten ACEHKINI.ID di Google News




Artikel Terbaru

Sebanyak 319.255 Pelamar CPNS Kemenag Lolos Seleksi Administrasi

Kementerian Agama (Kemenag) RI mengumumkan pelamar yang lolos seleksi administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil...

Atap Venue Menembak PON Jebol, Pj Gubernur Aceh: Diprediksi Tak Selesai, Tapi Dimodifikasi

Atap venue menembak Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Lapangan Tembak Rindam Iskandar Muda,...

PMI Kota Banda Aceh Gelar Apel dan Aksi Peduli Lingkungan Peringati HUT ke-79

Dalam rangka memperingati HUT Palang Merah Indonesia (PMI) ke-79, pengurus PMI Kota Banda Aceh...

Venue PON di Aceh Terimbas Hujan Badai, Beberapa Pertandingan Ditunda

Beberapa venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara di Aceh terdampak cuaca buruk...

Peringati Maulid, Pj Gubernur Safrizal Ajak Warga Teladani Rasulullah untuk Membangun Aceh

Penjabat Gubernur Aceh Safrizal ZA memberikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi  Muhammad SAW 1446...

More like this

Sebanyak 319.255 Pelamar CPNS Kemenag Lolos Seleksi Administrasi

Kementerian Agama (Kemenag) RI mengumumkan pelamar yang lolos seleksi administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil...

Atap Venue Menembak PON Jebol, Pj Gubernur Aceh: Diprediksi Tak Selesai, Tapi Dimodifikasi

Atap venue menembak Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Lapangan Tembak Rindam Iskandar Muda,...

PMI Kota Banda Aceh Gelar Apel dan Aksi Peduli Lingkungan Peringati HUT ke-79

Dalam rangka memperingati HUT Palang Merah Indonesia (PMI) ke-79, pengurus PMI Kota Banda Aceh...