Cerita pendamping anak-anak penyintas kekerasan di Aceh dibukukan. Peluncuran dilakukan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat (Yakesma) Aceh di aula Yakesma Aceh Besar, Aceh.
Buku tersebut berjudul “Menulis untuk Bertumbuh”. Penulisan dan peluncuran buku ini hasil pelatihan menulis yang selama ini diberikan ke para relawan oleh PKMBP Universitas Syiah Kuala.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Rizanna Rosemary, PhD, mengatakan setelah mengikuti pelatihan menulis para relawan berhasil menuliskan kisah pribadinya hasil pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka mendampingi penyintas kekerasan di Yakesma.
“Buku antologi kumpulan kisah relawan pendamping penyintas kekerasan dengan judul “Menulis untuk Bertumbuh,” merupakan satu dari empat luaran kegiatan Pengabdian Masyarakat Berbasis Produk (PMBP) hibah PNBP LPPM USK Tahun 2022,” kata Rizanna, Selasa (21/3/2023).
Pengabdian masyarakat di Yakesma melibatkan 19 relawan pada 2022. Mereka mengikuti pelatihan pendampingan psikologis, komunikasi efektif dan melek media, serta menulis.
“Sebagai kelompok yang berpotensi besar mengalami Secondary Traumatic Stress, para relawan rentan terhadap paparan efek negatif selama melakukan proses pendampingan kepada para penyintas, salah satunya dengan pembekalan keterampilan teknik menulis ekspresif sebagai proses pemulihan diri (self-healing),” ujar Rizanna.
Ketua LPPM USK Prof Dr Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech., mengatakan pengabdian baik adalah berkelanjutan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Pendekatan menulis sebagai self-healing yang digunakan dalam pengabdian ini sudah sangat tepat untuk membantu relawan maupun adik-adik penyintas di Yakesma agar dapat menceritakan hal-hal yang selama ini hanya mampu dipendam,” ujarnya didampingi Dr Dra Sulastri, M.Si., selaku Sekretaris LPPM USK.
Ketua Yakesma, Alfiatunnur, M.Ed berharap setelah kegiatan pengabdian masyarakat ini, Yakesma akan terus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak lintas disiplin sehingga anak-anak penyintas kekerasan di Yakesma mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak-anak lainnya, khususnya untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan.
Sementara itu, Ayu ‘Ulya, S.Si, salah satu editor buku dan fasilitator pelatihan menulis, menyebutkan selama program itu bisa berinteraksi langsung dengan para relawan yang secara tidak langsung mengajarkan berbagai kondisi dalam mendampingi penyintas.