Bendera Bintang Bulan hingga doa ke para syuhada mewarnai milad ke-47 Gerakan Aceh Merdeka di sejumlah wilayah, Senin (4/12/2023).
Peringatan ini digelar mantan kombatan GAM hingga masyarakat. Titik bersejarah dalam perjuangan gerakan itu begitu ramai dikunjungi.
Makam sang deklarator GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro, misalnya, sudah ramai sejak pagi hari. Masyarakat datang ke makam di Gampong Meureu, Indrapuri, Aceh Besar, itu buat berdoa ke para syuhada.
Masyarakat yang memadati lokasi itu turut mengibarkan Bintang Bulan di tiang kompleks makam Teungku Chik di Tiro itu—pahlawan nasional sekaligus keluarga dekat Teungku Hasan Tiro. Makam keduanya bersebelahan.
Di Kabupaten Aceh Utara, peringatan milad disiapkan dengan sebuah upacara resmi. Sejumlah laki-laki berbaju putih dan celana hitam jadi pasukan pengibar bendera Bintang Bulan.
Upacara ini dilakukan di Gampong Dayah Aron, Syamtalira Aron. Suara azan mengiringi penaikan bendera ke ujung tiang. Semua peserta upacara bersikap hormat saat prosesi itu berlangsung.
Bintang Bulan juga berkibar-kibar di Kabupaten Bireuen, setidaknya dua dari tiga titik peringatan milad GAM. Ini misalnya, di Kecamatan Kuala, warga mengikat bendera itu di balon lalu melepaskannya ke udara.
Di Kecamatan Makmur, bendera dinaikkan selama satu jam di tiang yang dipasang depan rumah warga.
Pengibaran bendera juga berlangsung di Aceh Timur.
Peringatan milad GAM di Langsa digelar di Masjid Babussalam Kuala Langsa. Berbeda dengan wilayah lain, di sana tidak ada bendera yang berkibar.
Milad diisi dengan selawat, donor darah, menyantuni yatim piatu, hingga doa untuk para syuhada.
‘Merawat Perjuangan’
Ketua Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Pase Muchlis Sayed Adnan ikut dalam upacara milad di Syamtalira Aron. Baginya, milad GAM dimaknai sebagai upaya merawat perjuangan orang tua.
“Melanjutkan semangat-semangat baru untuk melanjutkan cita-cita perjuangan orang tua kami yang tertunda,” katanya.
Mayoritas anggota JASA anak mantan kombatan GAM.
Bintang Bulan, Bendera GAM atau Aceh?
GAM dideklarasikan Teungku Hasan Muhammad di Tiro pada 4 Desember 1976 di Gunung Tjokkan, Tiro, Pidie.
Gerakan ini bertujuan memerdekakan Aceh dari Indonesia. Namun, setelah perang berdarah-darah hampir tiga dekade, 15 Agustus 2005 Pemerintah Indonesia-GAM meneken perjanjian damai di Helsinki, Finlandia.
Perdamaian memberi otonomi yang lebih luas kepada Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski perang tak lagi meletus, mantan GAM memperingati miladnya setiap tahun dengan kenduri dan doa bersama sambil merawat damai.
Soal bendera Bintang Bulan, pada 2013, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh telah mengesahkannya melalui qanun untuk menjadi bendera Aceh.
Namun, sampai kini masih belum ada kejelasan antara pemerintah pusat dan Aceh ihwal pengibaran bendera Bintang Bulan. Dalam beberapa kejadian, jika bendera itu dikibarkan, maka aparat keamanan akan menurunkannya.[]