BerandaHiburanBukuBandar Publishing Luncurkan 3 Buku di Momen 19 Tahun Damai Aceh

Bandar Publishing Luncurkan 3 Buku di Momen 19 Tahun Damai Aceh

Published on

Bertepatan momentum 19 tahun damai Aceh, Penerbit Bandar Publishing menerbitkan dan meluncurkan tiga buku karya akademisi Aceh: Dr Sulaiman Tripa dari Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Fuad Mardhatillah UY Tiba dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry dan Dr Amrizal J Prang dari Universitas Malikussaleh (Unimal).

Peluncuran buku yang digelar di momen peringatan hari damai Aceh ini disertai Pidato Perdamaian oleh Munawar Liza Zainal, berlangsung di A&R Coffee, Lamgugop, Kota Banda Aceh, Kamis (15/8/2024).

Bandar Publishing bersyukur dapat mensupport tiga penulis Aceh dari USK, UIN dan Unimal untuk bukunya diterbitkan, dan diluncurkan tepat pada momentum peringatan 19 tahun MoU Helsinki yang ikut diberikan pidato perdamaian oleh Munawar Liza Zainal,” ujar Direktur Bandar Publishing, Mukhlisuddin Ilyas.

Ia menjelaskan bahwa Munawar Liza Zainal khusus pulang lebih cepat dari kegiatannya di Kuala Lumpur Malaysia untuk memenuhi undangan memberi pidato dalam momentum 19 tahun MoU Helsinki.

Menurut Mukhlis, momentum perdamaian perlu selalu dikenang sebagai upaya mengisi pembangunan Aceh yang lebih baik. Lebih dari itu supaya jangan sampai sejarah Aceh menjadi dongeng.

Buku yang diluncurkan karya Dr Sulaiman Tripa berjudul “Strategi Mengawal Revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh”. Sementara karya Fuad Mardhatillah berjudul “Merayakan Kegilaan Pemikiran Kritis Mendobrak Kejumudan”. Selanjutnya karya Amrizal J Prang berjudul “Dinamika Politik Hukum Kekhususan Aceh Pasca MoU Helsinki dan UUPA”.

Acara peluncuran buku dan pidato perdamaian dilaksanakan atas kolaborasi Bandar Publishing, Sagoe TV dan Katahati Institute. Dihadiri sejumlah kalangan dari unsur akademisi, aktivis, pers dan peminat perbukuan. Ikut disiarkan secara live streaming di channel SagoeTV yang diikuti lebih 200 subscriber.

Dalam sambutannya pada peluncuran buku itu, Mukhlisuddin sempat menyinggung soal indeks baca masyarakat Aceh mulai bagus secara data statistik. Namun di sisi lain, soal lemahnya daya beli buku. Untuk itu, peluncuran buku perlu dilakukan untuk membangun ekosistem dunia kreatif terus tumbuh di Aceh.

“Aceh ke depan harus dibangun berbasis pengetahuan dan pembangunan yang berkeadilan dengan berbagai referensi. Tidak relevansi lagi bicara pengkhianatan dan terma-terma negatif dengan usia damai MoU Helsinki 19 tahun,” ujarnya.[]

Follow konten ACEHKINI.ID di Google News

Artikel Terbaru

Persiraja Dikalahkan PSPS di Kandang Sendiri

Persiraja Banda Aceh mengalami kekalahan 0-2 saat menjamu PSPS Pekanbaru dalam laga perdana babak...

Pj Gubernur Safrizal Serahkan Ratusan Sarung ke Santri Dayah Istiqamatuddin Darul Muarif

Penjabat Gubernur Aceh Safrizal ZA menghadiri Haul ke-25 Abu Muhammad bin Tgk Zamzami atau...

Subulussalam Kini Miliki Satpas, Bikin SIM Tak Perlu Lagi ke Kabupaten Tetangga

Kabar baik datang bagi warga Kota Subulussalam. Setelah sekian lama harus mengurus Surat Izin...

Kelas Penulisan Naskah Aceh Documentary Dimulai

Aceh Documentary dengan bangga mengumumkan dimulainya Adoc Lab 2nd Writing Script atau kelas penulisan...

Persiraja vs PSPS: Laskar Rencong Bidik Poin Penuh di Laga Perdana l8 Besar Liga 2

Persiraja Banda Aceh membidik poin penuh saat menjamu PSPS Pekanbaru di laga perdana babak...

More like this

Persiraja Dikalahkan PSPS di Kandang Sendiri

Persiraja Banda Aceh mengalami kekalahan 0-2 saat menjamu PSPS Pekanbaru dalam laga perdana babak...

Pj Gubernur Safrizal Serahkan Ratusan Sarung ke Santri Dayah Istiqamatuddin Darul Muarif

Penjabat Gubernur Aceh Safrizal ZA menghadiri Haul ke-25 Abu Muhammad bin Tgk Zamzami atau...

Subulussalam Kini Miliki Satpas, Bikin SIM Tak Perlu Lagi ke Kabupaten Tetangga

Kabar baik datang bagi warga Kota Subulussalam. Setelah sekian lama harus mengurus Surat Izin...