Universitas Syiah Kuala mewisuda 1.382 lulusan jenjang sarjana, magister, doktor, profesi, spesialis, subspesialis, sarjana terapan dan diploma. Salah satu lulusan yang diwisuda di Gedung AAC Dayan Dawood itu termasuk founder Twibbonize.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Marwan menyampaikan, dari total jumlah tersebut, sebanyak 672 lulusan diwisuda pada Rabu kemarin, dan 710 orang lainnya diwisuda pada hari ini, Kamis (22/2/2024).
“Adapun 242 orang di antaranya, berhasil lulus dengan predikat pujian atau cumlaude. Setelah upacara wisuda periode ini, maka jumlah alumni Universitas Jantong Hatee Rakyat Aceh hingga kini mencapai 153.526 orang,” ujarnya.
Di momen tersebut, Rektor turut menyinggung Pemilu 2024 yang telah dilaksanakan pada 14 Februari lalu. USK telah berkontribusi nyata terhadap pesta demokrasi Tanah Air, baik edukasi politik, keterlibatan sejumlah pakar dari USK, hingga keluarga besar USK turut berpartisipasi aktif di hari pencoblosan dengan datang ke TPS.
Dirinya memahami dalam Pemilu tersebut mungkin calon yang dipilih ada yang berhasil menang, atau ada pula yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengemban amanah sebagai pemimpin. Meski begitu, Marwan mengingatkan agar semua pihak harus dapat menjaga persaudaraan.
Karena pada hakikatnya, tidak ada yang lebih berharga dari semangat persatuan yang kokoh, sebab itulah modal paling penting untuk membangun bangsa ini kedepannya.
“Suatu saat nanti, semoga salah satu wisudawan yang hadir hari ini atau pun alumni USK, bisa mencatatkan namanya dalam tinta emas sejarah bangsa ini di masa depan, menjadi pemimpin bangsa ini. Baik itu menjadi presiden, atau pemimpin lainnya,” kata Marwan.
Selain itu, Rektor USK menerangkan bahwa salah satu tantangan dunia pendidikan adalah bagaimana melahirkan lulusan unggul yang kompetensinya dibutuhkan pada masa kini serta masa depan. Apalagi di era revolusi industri sekarang ini, perguruan tinggi dituntut untuk mampu melahirkan sumber daya manusia yang siap terjun di dunia digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga tahun 2030. Jika dikalkulasikan, maka Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 talenta digital pertahun. Angka ini masih jauh dari kemampuan perguruan tinggi, yang saat ini hanya mampu menyuplai talenta digital sekitar 100.000–200.000 orang pertahunnya.
“Kesenjangan yang besar antara kebutuhan dengan kemampuan perguruan tinggi ini, tentu saja patut menjadi perhatian kita bersama,” sebutnya.
Pada wisuda hari kedua, pidato Muhammad Mulqan sebagai mahasiswa berprestasi mampu menggugah ratusan sarjana dan para orangtua yang hadir. Capaiannya bukanlah IPK, melainkan karya. Mahasiswa jebolan Prodi Informatika Universitas Syiah Kuala ini menjadi Founder dan CEO Twibbonize yang manfaatnya sudah dirasakan oleh warga Indonesia bahkan dunia.
“Ada tiga hal penting yang berkontribusi dalam kehidupan saya. Pertama, keberuntungan. Kedua, mencari peran dalam masyarakat, fokus padanya, dan konsisten. Ketiga, doa serta dukungan dari orangtua,” tutur Mulqan.[]