Konferensi Internasional dan AMAN Assembly 2023 hari kedua berlangsung Minggu (15/10/2023). Agenda dihadiri Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman, Presiden The Asian Muslim Action Network (AMAN), Prof. Amelia Fauzia, Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah. Hadir pula, Dekan Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry, Prof Kamaruzzaman. serta peserta dari 20 negara.
Dalam sambutannya, Prof Mujiburrahman mengatakan bahwa ada sudut bumi yang mahal untuk menikmati damai, salah satunya yaitu Palestina. ”Saya berharap melalui forum ini nantinya ada sebuah aksi nyata atau rekomendasi untuk sejumlah negara atau isu yang diangkat,” ujarnya.
Konferensi yang digagas AMAN itu merupakan wadah silaturahmi antar sesama Muslim yang ada di Asia Tenggara dan Selatan. Melalui silaturahmi, katanya, menjadi saling mengenal satu dengan lainnya.
Mujiburahman menambahkan, dalam kehidupan Islam mengajarkan untuk saling toleransi atau menghargai antar satu agama dengan agama lainnya. Semua manusia dilahirkan dalam kesetaraan dalam hak hidup dan kehidupan juga beragama. ”Hanya ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang akan membedakan antara satu dengan lain di hadapan Sang Maha Pencipta,” sebutnya.
Presiden AMAN, Prof. Amelia Fauzi, mengajak para peserta untuk berdoa atas kejadian yang berada di Gaza, Palestina. ”Saat ini menghadapi kesulitan dan eskalasi konflik yang meningkat. Kami berharap akan ada solusi untuk kejadian di Gaza. Kami berdoa agar semua orang dan pemangku kepentingan memiliki kekuatan untuk memperkuat diri mereka sendiri, duduk bersama, mengubah dan menghentikan konflik, mengubahnya menjadi perdamaian,” harapnya.
Dia menjelaskan, AMAN merupakan organisasi Muslim progresif yang didirikan untuk menjadi kekuatan penyatuan perdamaian dan tindakan sosial di Asia dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Organisasi ini didirikan pada tahun 1990. Sudah hampir 33 tahun berlalu. Dan organisasi ini telah menjadi jaringan tidak hanya di Asia, tetapi juga di luar Asia.
Dirinya juga menerangkan sejumlah program terkait dengan sekolah HAM, studi perdamaian, fellowship penelitian, dan banyak lainnya. “Jadi, AMAN berdiri dan mendorong muslim progresif untuk fokus pada dialog intra dan antar konflik, resolusi konflik, pembangunan perdamaian, dan pemberdayaan perempuan. Hal itulah yang menjadi alasan AMAN, bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk mengadakan konferensi seperti ini,” kata Prof. Amelia.
Dia mengucapkan terima kasih kepada rektor dan UIN Ar-Raniry yang telah bekerja sama untuk mengadakan konferensi internasional dan AMAN Assembly 2023. ”Saat ini, Aceh memiliki sejarah yang sangat khas terkait dengan konflik sebelumnya dan tsunami. Jadi kami ingin konferensi ini membuat suara Aceh lebih besar, membuat suara umat Muslim berada pada posisi tinggi bahwa Aceh sekarang adalah Tanah Perdamaian,” ujarnya.
Sebanyak 500 orang peserta akan berkumpul dalam agenda Konferensi Internasional dan AMAN Assembly bertema ”Religious Inclusion and Peacebuilding in the World: the Perspectives of Muslims” di Auditorium Ali Hasymi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 14-17 Oktober 2023.
Perwakilan dari 20 negara di dunia adalah dari Afghanistan, Australia, Bangladesh, Burundi, India, Indonesia, Iran, Kenya, Malaysia, Myanmar, Nepal, Nigeria, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Swedia, Thailand, United Kingdom dan Amerika Serikat. []