Nelangsa kondisi listrik di Aceh tidak saja dialami masyarakat. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Kota Banda Aceh pun turut merasakan gelap terangnya. Listrik hidup mati delapan kali saat mereka sedang menggelar rapat paripurna selama sejam, pada Kamis (6/6/2024).
Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar menyayangkan kondisi listrik yang sudah beberapa hari ini tidak stabil di Kota Banda Aceh. “Tentu kami sangat menyayangkan, karena sudah banyak keluhan yang disampaikan oleh warga kota kepada kami,” katanya melalui keterangan pers, Kamis (6/6/2024).
“Apalagi saat ini sepanjang perjalanan sidang sudah beberapa kali listrik padam sehingga sangat mengganggu dan membuat suasana tidak kondusif,” lanjutnya.
Farid berharap PLN benar-benar memprioritaskan perbaikan sarana instalasi sehingga normal kembali. Karena kondisi seperti ini tidak hanya membuat kerugian bagi masyarakat, tapi juga tidak nyaman bagi orang yang ingin datang ke Banda Aceh.
“Apalagi ke depan akan diselenggarakan PON, tentu kita harapkan masyarakat luar yang datang ke Banda Aceh nyaman, nah ini mati lampu lagi, sudah delapan kali,” kata Farid.
Nasib listrik di Aceh padam berulang dalam beberapa hari ini. Terang gelap terasa di rumah-rumah warga. Menurut Lukman Hakim, Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PLN Unit Induk Distribusi Aceh, pemadaman listrik di sebagian wilayah Aceh akibat gangguan pada subsistem Aceh pada Selasa 4 Juni 2024.
“Gangguan terjadi pada transmisi SUTT 150 kV Gl Langsa Idi berdampak terhadap pembangkit yang ada di Aceh,” kata Lukman dalam keterangannya.
Lukman mengatakan PLN melakukan sejumlah antisipasi untuk mengurangi dampak dengan mengupayakan penormalan sistem yang terganggu. Selain itu, mereka juga memastikan seluruh infrastruktur kelistrikan di wilayah Aceh dalam kondisi aman sehingga bisa sesegera mungkin dioperasikan kembali.[]