Jelang perayaan tradisi meugang dan Ramadan 1444 Hijriah, harga daging di pasaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar masih terpantau stabil, berkisar Rp150 ribu per kilogram, Ahad (19/3). Diperkirakan terus bergerak naik.
Meugang adalah tradisi memasak dan memakan daging sapi, kerbau dan kambing yang berlangsung sejak H-2 Ramadan. Kebiasaan ini telah berlangsung sejak masa kesultanan Aceh, dijalankan selama 3 kali setahun, jelang Ramadan, jelang Hari Raya Idul Fitri dan jelang Hari Raya Idul Adha.
Di Pasar Ulee Kareng dan pasar dadakan kawasan Beurawe, Banda Aceh, beberapa penjual daging mulai menggelar lapak. Harga daging dijual Rp150 ribu hingga Rp160 per kilogram. “Harga masih lumayan stabil seperti hari biasa,” kata seorang penjual di Ulee Kareng.
Di kawasan Pasar Keutapang, Darul Imarah, Aceh Besar, daging juga dijual sekitar Rp150 ribu per kilogram. “Harga daging meugang stabil di kisaran berkisar Rp150 ribu-Rp160 ribu. Harga ini sama dengan tahun lalu, tidak ada kenaikan,” kata Syarifuddin, Camat Darul Imarah dalam keterangannya usai meninjau pasar.
Katanya, peninjauan Pasar Keutapang rutin dilakukan setiap menjelang meugang untuk memastikan tidak ada kenaikan harga. “Jika harga stabil seperti ini pedagang bisa dapat untung dan tidak memberatkan masyarakat,” katanya.
Penjual daging di Pasar Keutapang, memperkirakan harga daging mulai naik Senin besok secara bertahap hingga hari meugang. “Prediksi kami akan segera naik, kalau bukan besok, ya lusa,” katanya.
Rahmat menjelaskan, naiknya harga daging dipengaruhi oleh harga pasokan sapi dari peternak, sehingga mereka harus mengikuti harga pasar yang telah ditetapkan. “Pedagang menaikkan harga menjelang puasa karena permintaan untuk meugang sedikit meningkat, jadi kita ikut harga pasar,” sebutnya.
Hari daging di Aceh selalu naik saat meugang. Pengalaman tahun lalu, harga daging di Aceh mencapai angka Rp180 ribu per kilogram, bahkan sebagian wilayah mematok harga hingga Rp200 ribu per kilogram. []