Sedikitnya 250 mantan gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Aceh Rayeuk Daerah IV Sagoe XXV bertemu di Pantai Babah Kuala, Leupung, Aceh Besar, pada Kamis (27/7/2023).
“Pertemuan tersebut murni silaturahmi dan berdoa untuk teman-teman sejawat yang telah berpulang ke Rahmatullah,” kata Ketua Panitia Jailani Muhammad alias Interfet, Kamis (27/7). Kegiatan dihadiri mantan Panglima GAM Aceh Rayeuk Teungku Muharram Idris dan mantan Wakil Komandan Operasi GAM Komando Pusat Tiro Ridwan Abubakar alias Nektu.
Teungku Muharram mengatakan, pertemuan itu bentuk halalbihalal sesama mantan kombatan, tidak ada hubungan politik praktis. Dia mengingatkan mantan gerilyawan selalu kompak dan tak terpengaruh dengan kepentingan orang lain.
Dia berharap kalangan eks GAM tidak terpengaruh situasi politik praktis pada tahun depan sehingga bercerai-cerai. Menurutnya, bila ingin bermain dalam politik praktis untuk berbuat baik ke masyarakat silakan, tapi tidak memutus silaturahmi saat beda pandangan.
“Beda pandangan politik praktis silakan, asal jangan bercerai-cerai di antara kita. Bila ada keluarga mantan kombatan yang musibah, kita harus menjenguk,” kata Muharram.
Nektu dalam pertemuan itu mengatakan tugas memperjuangkan kekhususan dan keistimewaan Aceh sebagaimana tertulis dalam MoU Helsinki saat ini bukan saja tugas GAM, melainkan juga semua warga Aceh.
“Kita harus bersatu, duduk bermufakat, bukan membahas perkara yang lain tapi membahas apa yang sudah tertulis dalam perjanjian. Wewenang yang diberikan ke Aceh harus sesuai dengan apa yang sudah tertulis dalam MoU,” katanya. []