Suara hujan menembus ruang restoran Aceh Seafood di kawasan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, itu. Di malam yang dingin, Selasa (3/9/2024), sebuah pertemuan hangat terjadi di sana diselingi makan malam.
Ini kisah antara Muzakir Manaf alias Mualem dan Teungku Tajuddin alias Abi Lampisang. Selepas makan malam, masih di meja yang sama, keduanya menyeruput kopi bersama.
Sambil menyodorkan gelas, Mualem agak mendekat ke Abi Lampisang yang duduk di sebelah kanannya, dan melempar tanya, “Droeneuh neutamah lom? (tambah lagi?)”. “Kasep (cukup),” jawab Abi.
Mualem bercerita bahwa sejak akhir 1980-an, keduanya sudah bersama. “Semasa perjuangan dulu,” kata mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka ini.
“Sahabat lama,” katanya.
Abi Lampisang pun demikian. Di persamuhan itu, ulama ini menyatakan dukungan kepada Mualem yang maju di pemilihan gubernur Aceh 2024. Dia ikut memberikan surat dukungan dari partai lokal yang ia pimpin: Peureute Gabthat.
“Kami pulang ke rumah sendiri,” kata Abi Lampisang.
Abi Lampisang bilang, masalah pembangunan, kemakmuran, keadilan, dan kejayaan diserahkan kepada Mualem. “Masalah siyasah syariah, saya minta ke Mualem,” katanya.
Pertemuan lebih dari satu jam itu berakhir ketika Abi Lampisang dan rombongannya pamit terlebih dahulu. Di luar, hujan belum berhenti.