Badan PBB Urusan Pengungsi alias UNHCR menangani pengungsi Rohingya yang mendarat di Kuala Parek, Aceh Timur, Kamis kemarin. “UNHCR beserta para mitra kami di lapangan siap memberikan bantuan yang dibutuhkan,” kata Yanuar Farhanditya, Senior Communications Assistant UNHCR kepada acehkini, Jumat (2/2/2024).
Menurutnya, tim UNHCR berada di lokasi pendaratan lebih dari 130 pengungsi Rohingya itu dan berkoordinasi dengan otoritas terkait. Mereka memeriksa kesehatan para pengungsi.
“Kesehatan mereka prioritas utama saat ini,” kata Yanuar.
Sedikitnya 131 pengungsi muslim Rohingya yang tak diakui di negaranya Myanmar mendarat di pantai Gampong Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur, pada Kamis kemarin sekitar pukul 04.00 WIB.
“53 orang di antaranya anak-anak,” kata Miftahuddin Cut Adek, Panglima Laot Aceh.
Penghitungan sementara, selain anak-anak, ada 32 orang laki-laki dewasa dan 46 orang perempuan dewasa. Dalam gambar yang dikirim Panglima Laot, para pengungsi Rohingya itu tampak duduk di pantai. Bahkan beberapa di antaranya merebahkan diri di pasir.
Miftahuddin menjelaskan bahwa Kuala Parek desa yang ditinggalkan penduduk karena tsunami 2004. Dia menyerupai pulau kosong tak berpenghuni karena terpisah dari daratan lain.
“Ke sana harus dilewati menggunakan boat (perahu) atau sepeda motor, Tidak ada listrik, air bersih, dan sanitasi. Hanya ada 1 sumur yang tersedia,” katanya.[]