Krisis air bersih di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, bikin pemerintah menetapkan siaga darurat bencana kekeringan. Alhasil, dalam sehari, puluhan ton air disuplai ke warga dengan mobil tangki.
Kondisi ini sudah sejak Mei 2024. Hingga kini warga bergantung air yang disalurkan pemerintah. Pada Rabu kemarin, 87 ton air dikirim ke Lhoknga. Warga lalu mengantre dengan ember dan jeriken.
“Kami telah menyiapkan armada tangki air untuk menjangkau daerah-daerah yang paling membutuhkan,” kata Ridwan Jamil, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Besar, dikutip Kamis (11/7/2024).
Setidaknya 10-15 mobil tangki siaga setiap hari.
Detail sasaran distribusi air bersih itu adalah 4 ton di Gampong Seubun Ketapang, 2 ton di Lamgaboh, 8 ton di Lamkruet, 6 ton di Meunasah Beutong, 5 ton di Tanjong, 12 ton di Lamcok, 4 ton di Lambaro Seubun, 4 ton di Mon Ikeun, 1 ton di Kompleks Koramil Lhoknga, 5 ton di Lambaro Kueh, 4 ton di Lam Ateuk, 2 ton di Weu Raya, 2 ton di Meunasah Manyang, 2 ton di Aneuk Paya, 7 ton di Meunasah Mon Cut, dan 5 ton lainnya di Gampong Lampisang Kecamatan Peukan Bada.
Apa penyebab kekeringan di Lhoknga?
Dalam siaran persnya, Pemerintah Aceh Besar bilang itu karena “musim kemarau panjang yang menyebabkan sumber-sumber air mengering.”
Penjabat Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan agar penanganannya dapat untuk jangka pendek hingga upaya berkelanjutan.
“Kita mau penanganan kekurangan air bersih akibat terdampak kekeringan di Kecamatan Lhoknga dilakukan secara komprehensif,” katanya.
Kini sebuah posko didirikan di kompleks kantor camat Lhoknga. Tempat itu disebut buat memudahkan komunikasi berbagai pihak untuk penyaluran air bersih.[]