Jalan-jalan tentu saja masih kurang rasanya jika tidak belanja atau sekadar cuci mata. Apalagi dengan harga murah. Otomatis akan betah berkeliling membandingkan satu lapak dengan lapak lainnya.
Inilah yang terlihat di pasar Sarojini, New Delhi, India. Hampir 90 persen toko-toko di sini merupakan usaha keluarga.
Pasar ini dikenal dengan ragamnya barang yang ditawarkan. Dari baju tradisional hingga koper, dari alat masak hingga produk gagal masuk pemasaran merek-merek terkenal karena kesalahan produksi, hingga barang elektronik.
Berdiri pada tahun 1950-an dan terus menawarkan akses tren terkini nan unik kepada pengunjungnya. Tidak hanya itu, keahlian tawar-menawar juga dibutuhkan di sini.
Saat lelah, pengunjung juga bisa bersantap berbagai kuliner khas seperti momos, pani puri, jalebi, bahkan es krim tradisional, kulfi. Sayangnya, kunjungan acehkini kali ini bertepatan dengan Ramadan, jadi tidak bisa mencoba makanan langsung di sana.
Saat acehkini berkunjung pekan lalu, para pedagang baru saja bersiap-siap setelah membuka lapak mereka. Jalanan baru saja disapu.
Jam menunjukkan angka 11, tanda pasar baru saja dibuka, namun keramaian sudah terlihat. Tenggelam dalam keramaian pasar. Walaupun udara musim panas mulai terasa membakar, tidak menyurutkan semangat berbelanja.
Suara klakson bajaj sesekali terdengar bersahut-sahutan dengan tawar-menawar. Ramai. Tak heran pasar ini menjadi langganan acehkini saat ke India.





