Warga Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, mengadang truk pengangkut material pembangunan Bendungan Rukoh, Ahad kemarin. Truk membawa pasir itu dihentikan saat melintasi Jalan Beureunuen-Tangse di kawasan Geunie.
Keuchik Gampong Lhok Keutapang Mustafa mengatakan, warga menyetop sementara truk itu sebagai bentuk protes jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.
“Karena sudah meresahkan, jalan rusak parah, menghentikan sementara supaya ada solusi untuk perbaikan jalan,” kata Mustafa dihubungi acehkini, Senin (17/7/2023).
Mustafa menjelaskan penghentian truk itu dilakukan sejak pukul dua siang. Sore hari, truk itu kembali dapat melintas setelah pihak bendungan menyepakati bakal memperbaiki jalan rusak.
“Hari ini [truk] sudah bisa beraktivitas. Perjanjian kemarin perbaikan, ini alat berat sudah di lokasi, sudah dikerjakan langsung [perbaikan],” katanya.
Sebelum larang truk melintas, Mustafa dan sejumlah warga pernah menemui pihak pembangunan Bendungan Rukoh menyampaikan keluhan jalan rusak. Kala itu, ada kesepakatan agar truk tak angkut material terlalu banyak dan tidak terlalu basah.
“Saat itu kami minta bagaimana kerja yang baik, proyek tetap berjalan, masyarakat juga tidak terganggu,” kata Mustafa.
Setelah pertemuan itu, seiring waktu, warga tidak kunjung melihat perubahan sehingga memilih menghentikan truk. “Warga sudah nekat untuk menyetop truknya. Ini langkah terakhir,” katanya.
Mustafa menuturkan pembangunan Bendungan Rukoh mengambil material pasir sungai di beberapa titik, misal di Lhok Keutapang, Alue Calong, Alue Ie, dan Beungga. Pada saat membawanya ke Rukoh di Gampong Asan Tongpeudeng, Titeue, truk melintasi Gampong Lhok Keutapang. Ini diduga membuat jalan rusak parah.
“Imbas [paling parah] di daerah Geunie dan Linggong Panyang. Karena jalan licin, pengendara sepeda motor terutama perempuan kerap terjatuh,” kata Mustafa.
Bendungan Rukoh dibangun sejak 2018 dan ditargetkan selesai tahun 2023. Bendungan dengan luas area genangan 716,10 hektare direncanakan mampu menampung air hingga 128,66 juta kubik.
Jika selesai, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat berfungsi pengendali banjir, penyedia air irigasi untuk mengairi 11.950 hektare sawah, bahkan menjadi objek wisata, serta berpotensi jadi Pembangkit Listrik Tenaga Air.[]