Sebanyak 14 perajin songket Aceh Besar dilatih pengembangan dan desain songket sulaman daerah (Solanda). Pelatihan itu sebagai upaya melestarikan kerajinan songket Aceh Besar serta menghasilkan aneka motif terbaru yang menarik.
Para perajin songket Aceh Besar tersebut dilatih dan didampingi langsung oleh Desainer Vinto R Effendi dan Desainer Haerul selama 12 hari di dua lokasi pusat kerajinan Mutiara Songket Krueng Kalee dan kerajinan Songket Cut Bit Miruek Taman.
Selain perajin songket, pelatihan serupa juga diberikan selama lima hari kepada 10 perajin anyaman rotan di Lhoknga, Aceh Besar.
Pelatihan dan pembinaan anyaman rotan dan songket bagi perajin Aceh Besar resmi ditutup pada Ahad (9/4/2023). Seremoni penutupan yang berlangsung di Kantor Dekranasda Aceh Besar ini ikut dihadiri oleh Penjabat Bupati Muhammad Iswanto.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Aceh Besar mengucapan selamat dan sukses atas terselenggaranya pelatihan terkhusus kepada peserta yang telah menimba ilmu di pelatihan tersebut. Pelatihan itu merupakan upaya untuk menguatkan ekonomi kreatif di Aceh Besar.
“Ini upaya peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar yang telah membina pengrajin songket dan anyaman,” ujar Iswanto.
Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar Cut Rezky Handayani saat menutup pelatihan menyebutkan, dari 14 pengrajin yang dilatih dan dibina tersebut akan dinilai kembali mana pengrajin yang benar-benar serius ingin mempelajarinya dan tidak mudah menyerah serta tidak mengeluh akan dilanjutkan pembinaannya ke depan.
“Karena tidak ada ilmu yang tidak bisa kita pelajari kalau kita benar-benar serius ingin menguasai ilmu tersebut,” sebutnya.
Cut Rezky juga mengatakan peserta pelatihan kerajinan anyaman rotan di Kecamatan Lhoknga juga sangat luar biasa semangatnya dari bapak-bapak dan ibu-ibu untuk menambah ilmu dan mengembangkan kerajinan rotan.
“Saya juga melihat langsung semangatnya perajin sampai tengah malam masih menganyam rotan, dan jika pengrajin anyaman rotan yang benar-benar serius juga akan dilakukan pembinaan lanjutan, mengingat potensi rotan di Aceh Besar sangat tinggi dan kita akan memasukkan rotan ke dalam list pembinaan Dekranasda Tahun 2024,” ujarnya.
Lewat kegiatan pelatihan ini diharapkan kualitas produk anyaman dan songket Aceh Besar semakin meningkat. Cut Rezky berharap Kecamatan Darussalam bisa memiliki gampong-gampong wisata kerajinan songket dapat mendatangkan daya tarik wisatawan ke Kecamatan Darussalam.
“Semoga dengan kualitas songket yang kita miliki, dapat mendatangkan daya tarik wisatawan ke gampong-gampong di Kecamatan Darussalam,” kata Cut Rezky.
Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada para perajin yang sudah mendapatkan ilmu selama pelatihan tidak hanya menjual produk-produknya di toko saja, tetapi bisa bekerja sama dengan pihak hotel dan kafe yang banyak di Aceh.
“Saya berharap bisa menjadikan gampong wisata kerajinan anyaman rotan yang mendatangkan wisatawan yang berburu produk rotan terbaik hanya di Aceh Besar,” ujarnya.
Cut Rezky juga berharap untuk semua perajin tetap berkomunikasi melalui grup WhatsApp (WA) yang telah dibentuk. “Tetap dalam pantauan pelatih Vinto, jadi jika ada perajin yang mempunyai kendala dan ingin bertanya, masih bisa untuk bertanya.”
Desainer Vinto kepada para pegiat songket meminta agar masing-masing perajin memiliki ornamen (motif) berbeda setelah pelatihan tersebut.
Ira Mutiara, salah seorang perajin tenun songket mengaku proses pembuatan motif songket sebelum mengikuti pelatihan dilakukan melalui aplikasi langsung pada kain tanpa melalui sketsa dan gambar terlebih dulu, sehingga motifnya terkadang tidak sama ukuran dan ornamennya kaku, belum ada pengembangan bentuk.
“Saat ini kita diajari sketsa motif lewat gambar terlebih dahulu,” jelasnya.
Ia mengaku mendapatkan ilmu baru dan dapat berinovasi menciptakan motif tersendiri dan nantinya diharapkan bisa bebas menciptakan inovasi baru, menemukan ornamen dan warna menarik.
“Kita menemukan ilmu dan pengalaman baru, Insya Allah akan terus kita dalami dan munculkan inovasi baru dalam karya ini (songket),” tutup Ira. []