Kapal berisi 185 orang mengalami kesulitan dengan posisi terakhir diketahui di dekat Kepulauan Andaman dan Nicobar, India. Badan Pengungsi Dunia (UNHCR) menyerukan negara-negara di kawasan untuk melakukan upaya penyelamatan.
Perairan Andaman berbatasan langsung dengan perairan Aceh.
“Di antara mereka ada sekitar 70 anak-anak dan 88 perempuan. Setidaknya selusin dikhawatirkan berada dalam kondisi kritis dengan satu orang dilaporkan telah meninggal,” kata UNHCR dalam siaran pers yang dikutip Ahad (24/12/2023).
UNHCR memperingatkan bahwa lebih banyak lagi yang bisa kehilangan nyawa di bawah pengawasan banyak negara tanpa penyelamatan dan pendaratan tepat waktu.
Tragedi yang lebih besar disebut dapat dicegah dengan upaya tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa.
Menurut UNHCR, sangat penting semua negara di kawasan mengerahkan kapasitas pencarian dan penyelamatan penuh untuk menghindari bencana manusia.
Sejak 2022, lebih dari 570 orang termasuk pengungsi Rohingya dilaporkan tewas atau hilang di laut di wilayah tersebut.
Sejak pertengahan November lalu, beberapa gelombang pengungsi Rohingya tiba di Aceh. Jumlahnya kini lebih dari 1.500 orang.
Mereka pergi dari kamp pengungsian Cox’s Bazar di Bangladesh dan melalui laut Andaman dengan situasi yang berbahaya hingga akhirnya tiba di Aceh.
Orang-orang Rohingya menjadi etnis minoritas paling teraniaya di dunia. Mereka diusir dan tak diakui warga negara di tanah airnya: Myanmar.
Bertahun-tahun, mereka hidup di kamp pengungsian di Bangladesh, jumlahnya lebih dari sejuta orang.[]