Mengantisipasi dampak El Nino hingga terjadinya kekeringan terhadap lahan pertanian, Pemerintah Aceh Besar memaparkan sejumlah strategi yang dinilai dapat menyelamatkan tanaman pangan, salah satunya dengan sistem pompanisasi.
Kepala Dinas Pertanian, Jakfar mengimbau masyarakat untuk antisipasi kekeringan hingga Maret 2024 dengan cara mengefektifkan mesin pompa yang ada dengan memanfaatkan sumber air tersedia, dan melakukan pengairan berselang di saluran irigasi.
“Sumber debit air memang berkurang akibat dampak curah hujan yang rendah dan El Nino masih berlangsung sampai Maret 2024,” ujar Jakfar dalam keterangannya, Rabu (17/1/2024). Pada Selasa kemarin, pihaknya telah melakukan monitoring persawahan di Gampong Lamsie, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.
Jakfar mengatakan pada awal musim tanam ini, warga sudah diingatkan agar tetap waspada dengan kondisi iklim El Nino, termasuk dalam hal penggunaan benih agar menggunakan benih tahan kekeringan.
Menurut Jakfar, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tadah hujan untuk percepatan pertanaman padi pada daerah yang curah hujannya masih cukup tinggi, untuk memaksimalkan pertanaman pangan khususnya padi.
“Juga harus memanfaatkan benih insitu untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing- masing serta memastikan ketersediaan benih toleran kekeringan seperti varietas Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpari 10 Laeya, Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan dan varietas lokal sejenisnya serta varietas tahan OPT endemis,” ucapnya.
Selain itu ikut mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, biopori, embung dan longstorage dalam mendukung ketersediaan air dan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. “Juga sistem pengairan, perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur, penyiapan pompa, dan penerapan teknologi hemat air,” tambahnya.
Jakfar ikut mengimbau para Koordinator BPP bersama seluruh penyuluh untuk melakukan percepatan tanam dan panen dengan melakukan pengawasan ke petani/kelompok tani secara intensif. []