Aceh resmi ditetapkan menjadi tuan rumah Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional pada tahun 2024 mendatang. Hal ini ditandai dengan penyerahan bendera pataka Bulan PRB Nasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyono kepada Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki pada acara puncak Peringatan Bulan PRB Nasional 2023 di Claro Hotel, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 13 Oktober lalu.
Selain menerima pataka Bulan PRB Nasional, Aceh juga mendapatkan penghargaan tingkat nasional dalam kegiatan tersebut. Penghargaan itu diterima Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPPA) Dr Ilyas atas kinerja instansinya yang dinilai sukses menjadi BPBD terbaik dalam kategori Perencanaan dan Tata Kelola Gudang Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Tingkat Provinsi Wilayah Barat.
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyampaikan rasa terima kasih kepada BNPB dan seluruh pihak yang mempercayakan Aceh sebagai tuan rumah peringatan Bulan PRB Nasional tahun depan. “Terima kasih telah mempercayakan Aceh sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2024, kami akan siap menyambut Ibu dan Bapak di Aceh,” ujarnya dikutip acehkini pada Selalsa (17/10/2023).
Momentum ini, kata Marzuki, merupakan sebuah semangat bagi pemerintah dan masyarakat Aceh. Apalagi saat ini Aceh berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan demi mengurangi berbagai risiko kebencanaan masa depan dengan menyusun lima rencana strategis. Di antaranya mengembangkan mitigasi bencana yang komprehensif, edukasi kesadaran masyarakat tentang risiko bencana, membangun infrastruktur tahan bencana, meningkatkan sistem peringatan dini tanggap darurat dan melibatkan masyarakat untuk implementasi upaya mitigasi.
“Poin-poin ini merupakan sebuah bentuk komitmen kita sebagai daerah yang rentan terhadap kejadian bencana seperti gempa bumi, tsunami dan banjir,” katanya.
Di sisi lain, Marzuki berpandangan dalam upaya mengurangi risiko bencana ada beberapa strategi yang harus dilakukan. Salah satunya yakni meningkatkan ketangguhan masyarakat yang kerap menjadi korban bencana.
“Karena kita ketahui setiap korban bencana memiliki resiko yang luar biasa, dapat berupa kematian, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, dan gangguan kegiatan masyarakat. Ini bisa kita atasi dengan cara meningkatkan ketangguhan tadi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, untuk menunjang hal tersebut perlu adanya pendidikan pengurangan risiko bencana untuk masyarakat yang rentan terkena bencana tersebut.
“Pendidikan yang saya maksud sangat penting, tujuannya untuk mewujudkan budaya siap siaga serta kesadaran dalam menghadapi ancaman bencana sekaligus sebagai wujud pendidikan pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.
Puncak Peringatan Bulan Risiko Bencana (PRB) Nasional Tahun 2023 di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Muhadjir Effendy, bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Menko PMK mengatakan, bencana saat ini yang harus menjadi perhatian untuk kita semua adalah dampak El Nino yang diprediksi akan, dan sudah melanda sejumlah daerah di Indonesia, yakni musim kemarau panjang.
“Ini perubahan iklim, di mana permukaan laut di belahan dunia menjadi teduh yang mengakibatkan dingin. Dan ketika dingin mengundang awan-awan datang dan berkumpul, menyebabkan panas yang berdampak pada kemarau panjang,” kata Muhadjir.
Untuk itu, melalui kegiatan bulan PRB ini hendaknya para pimpinan daerah di seluruh Indonesia untuk selalu siap siaga dalam mengantisipasi terjadinya fenomena alam yang selalu berubah.
Di samping itu, Kepala BNPB menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sulawesi Tenggara sebagai tuan rumah penyelenggara bulan PRB tahun ini, dan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah bersedia dan siap sebagai tuan rumah di tahun 2024 mendatang.[]