Women Ecopreneurs Fest di Ubud, Bali, menjadi wadah bagi 9 UMKM perempuan di Indonesia untuk memasarkan dan memperkenalkan produk bisnis yang sudah dikembangkan. Agenda ini termasuk diikuti Katahati Enterprise yang membawa produk olahan Janeng dan Aren hasil produksi kelompok perempuan dari Samar Kilang, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
Kegiatan tersebut salah satu rangkaian program Rural Climate and Economic Resilience (RuCLER) oleh Women’s Earth Alliance bekerja sama dengan Pratisara Bumi Foundation yang diselenggarakan selama 18-21 Agustus 2023. Acara ini menjadi kesempatan untuk menghubungkan pemimpin perempuan akar rumput dengan ekosistem bisnis di luar wilayah mereka dalam membantu pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan melalui berbagai kesempatan berjejaring dengan calon mitra, kolaborator, dan investor.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan menemu kenali berbagai peluang bisnis ekowisata terpadu, selanjutnya dirangkai dengan Women Ecopreneurs Fest di Ubud dan dilanjutkan dengan sesi berbagi pengetahuan pada publik lebih luas tentang pengalaman masing-masing perwakilan perempuan akar rumput.
Melalui presentasi bisnis, pameran produk, dan workshop pengrajin, acara ini juga menjadi momentum perayaan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia sebagai pengingat masyarakat terhadap arti penting berdaya bagi perempuan dan mendukung kemerdekaan bangsa melalui kecerdasan dan kepiawaiannya.
RuCLER diluncurkan untuk mendukung percepatan pertumbuhan bisnis hijau dan berkelanjutan pasca COVID-19 dalam lingkup pedesaan untuk terciptanya mata pencaharian yang tangguh bagi masyarakat setempat, dan mendorong komunitas dapat berkembang secara mandiri melalui pemberdayaan ekonomi.
“Kami merancang program berdurasi 12 bulan ini untuk membangun UMKM-UMKM yang ramah sosial dan ramah lingkungan, dimana usaha yang dibangun tidak mengeksploitasi dan merusak alam, serta membangun ekonomi desa agar lebih resilien,” ujar Irma Sitompul, Direktur Program Women’s Earth Alliance di region Asia Tenggara dalam keterangan diterima acehkini, Senin (21/8/2023).
Anthea Griffin, Konsulat Jenderal Pemerintah Australia untuk Indonesia di Bali mendukung adanya program ini sebagai salah satu aksi nyata dalam pemberdayaan ekonomi perempuan Bali.
“Program DAP kami diawal menyediakan dana kecil untuk proyek masyarakat di provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dengan tujuan adanya pembangunan yang maju dan mendukung hubungan baik antara Australia dan Indonesia. Acara ini memamerkan praktik baik dan nyata untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan di Bali dan sekitarnya. Selamat kepada Yayasan Pratisara Bumi Lestari dan Women’s Earth Alliance untuk acara Women’s Ecopreneurs Fest yang luar biasa,” ujarnya.
Dengan menyasar pengrajin lokal yang menjangkau enam provinsi di seluruh Indonesia, dari Aceh ke Nusa Tenggara Timur, mereka mengembangkan produk dan usahanya melalui keterampilan dan nilai kearifan lokal daerah masing-masing yang kemudian memiliki nilai ekonomis tinggi dengan tetap menjalankan praktik berkelanjutan dalam setiap prosesnya.
Produk tersebut terbagi atas beberapa bidang diantaranya, bidang kerajinan terdapat produk kain tenun ramah lingkungan yang memberdayakan penenun lokal perempuan, juga memanfaatkan batang pisang dan serat nanas untuk peralatan rumah tangga dan pakaian.
Di bidang pangan, terdapat produk hasil pemanfaatan limbah biji durian menjadi tepung, membuat produk olahan sorgum sebagai upaya mengurangi stunting, snack bar yang terbuat dari kakao organik dan bahan lokal berkualitas, serta produk dari aren dan ubi jalar hutan sebagai upaya alternatif mata pencaharian masyarakat setempat.
Melalui program ini, diharapkan para penerima manfaat dapat membantu masyarakat rural di Indonesia dalam mencapai tujuan pertumbuhan sekaligus pembangunan ekonomi di daerah dengan tetap mempertahankan nilai, karakter setempat dan sumber daya alam khas yang mereka miliki untuk menciptakan ketangguhan ekonomi dalam tingkat tapak.
Terlaksananya kegiatan Women Ecopreneur Fest nantinya dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak pelaku usaha perempuan di tingkat tapak untuk semakin memberdayakan diri melalui berbagai kesempatan yang ada.
Janeng dan Aren Hasil Produksi Kelompok Perempuan Samar Kilang
Katahati Enterprise merupakan brand dari unit usaha Perempuan Gayo Sejahtera yang diinisiasi oleh Katahati Institute di Samar Kilang, Bener Meriah. Selain manajemen Katahati Institute yang hadir ke event internasional ini juga turut serta perwakilan ibu-ibu pengrajin dari Samar Kilang, Rauyah Ketua Kelompok Markilang, usaha janeng; Saedah, Ketua Samaren, unit usaha aren.
“Ini merupakan pengalaman pertama bagi keduanya melakukan perjalanan untuk mengikuti event di luar Aceh setelah pendampingan dua tahun yang dilakukan Katahati Institute di Samar Kilang,” kata Cut Qorry, Communications Officer Katahati Institute.
Qorry menyampaikan bahwa beberapa pengunjung yang langsung hadir di booth Katahati Enterprise memberikan tanggapan positif seperti yang disebutkan oleh Randiano Tamelan, Program Officer Kopernik Bali.
Randiano Tamelan disebutkan mengaku sangat senang bertemu ibu-ibu hebat dari Gayo, Aceh. Ia tergugah mendengar cerita mereka mempertahankan penghidupan yang berkelanjutan sambil menjaga harimau dan juga pohon raksasa di kampung yang semakin berkurang.
Pengunjung lainnya, Tim Fijal, dari Canada mengatakan bahwa “mengkombinasikan agro wisata dengan produk turunan yang sudah ada.”
Selain memberikan tanggapan positif untuk setiap booth yang tersedia pengunjung juga memberikan bentuk dukungan berupa kolaborasi dukungan teknis sesuai dengan keahlian dan latar belakang masing-masing, seperti mentoring, akses pasar, hingga membantu kampanye pemasaran.[]