Umi Mawaddah tersenyum lebar saat namanya dipanggil untuk menerima sertifikat juara pada perlombaan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA XVI) yang diselenggarakan oleh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Kamis (27/6/2024).
Umi, demikian ia akrab disapa, mahasiswa Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Mahakarya (UMMAH) Aceh, ini meraih juara 3 cabang lomba komik strip.
Keterbatasannya dalam mendengar dan berbicara tak menjadi penghalangnya menjadi mahasiswa berprestasi. Gadis asal Kutacane, Aceh Tenggara, itu memilih UMMAH untuk melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Provinsi Aceh tahun 2023 lalu.
Empat rekannya: Zakia, Uma, Siska, dan Zahran— peserta lomba dengan cabang berbeda— membantu Umi berinteraksi dengan banyak orang di area perlombaan. Sebagai difabel tuna rungu wicara, Umi menggunakan media tulis untuk berinteraksi.
Kisahnya, ia sempat tidak sesuai membuat karya dengan tema yang diperlombakan karena kesulitan dalam menerima informasi.
“Kesulitan saya saat juri memberikan arahan ketika lomba, karena pendengaran saya kurang jelas. Tapi Alhamdulillah, saya punya waktu untuk memperbaiki setelah dibantu jelaskan oleh beberapa teman,” katanya, dikutip Rabu (3/7/2024)
Ini bukan kali pertama Umi meraih juara. Sebelumnya, ia juara 2 lomba komik strip yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tahun 2019, dan juara 1 dengan tema Virus Corona yang mengancam manusia pada tahun 2020.
Umi senang bisa mendapat kesempatan berpartisipasi dalam banyak kegiatan mahasiswa. Umi tertarik memilih Prodi Pendidikan Khusus di UMMAH karena kampus ini satu-satunya yang memiliki program studi tersebut di Aceh.
“Besar harapan saya kedepan dengan keadaan saya saat ini, saya bisa menjadi sarjana Pendidikan Khusus di UMMAH, dan menjadi guru di Sekolah Luar Biasa (SLB),” katanya.
Selain Umi, kampus UMMAH memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus lainnya yang juga berprestasi. Faulisma Pidar misalnya, mahasiswa Prodi Pendidikan Khusus dengan disabilitas netra (low vision). Karib disapa Lisma, merupakan mahasiswa yang kerap meraih juara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh.
“Tahun 2023, saya juara harapan 1 cabang tilawah golongan tuna netra di Simeulue,” katanya.
Sebelum lomba, biasanya Lisma menghafal surah yang sudah ditentukan menggunakan Al-Qur’an braille.
“Biasanya sebelum lomba, saya hafal dulu, pahami dulu, dan mempelajari iramanya,” katanya.
Ketua Program Studi Pendidikan Khusus Robiansyah Setiawan menjelaskan, kampus UMMAH tidak membatasi mahasiswa dengan latar belakang apapun untuk dapat berprestasi.
“Capaian yang diperoleh Umi Mawaddah dan Faulisma Pidar merupakan bukti nyata dan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan. Disabilitas tidak menjadi alasan untuk tidak berkarya,” katanya.
Kedepan Robi meyakini UMMAH mampu menjadi kampus yang ramah disabilitas dan melahirkan guru-guru yang mumpuni untuk mendidik siswa-siswa difabel.
“Kami berharap capaian mereka dapat menginspirasi mahasiswa lainnya, khususnya para penyandang disabilitas untuk lebih berani, percaya diri, dan tidak mudah menyerah dalam mengejar mimpi dan cita-cita,” katanya.[]