Sambai oen peugaga (daun pegagan) ramai dijual di pasar-pasar saat bulan Ramadan. Ini menu khas warisan indatu yang dicari banyak orang Aceh –khususnya generasi Baby Boomers dan generasi X- untuk berbuka puasa. Generasi selanjutnya tak terlalu menyukai kuliner tradisional ini.
Sambai oen peugaga tersedia hampir di setiap pusat penjualan takjil di Banda Aceh dan Aceh Besar, juga di beberapa wilayah lainnya di Aceh. Makanan ini terdiri dari aneka daun, dominan daun pegagan, atau centella asiatica (latin).
Selain pegagan, aneka daun lain yang dicincang bersama adalah daun meulinjo, daun sigeuntot, daun lawah (jarak), daun jeruk perut, daun mengkudu, bunga rebung kala dan aneka lainnya. Semua daun punya khasiat sendiri menjaga tubuh tetap sehat.
Khasiat lainnya, daun peugagan diyakini mampu membuat anda terlihat lebih awet. Hal ini disebabkan tumbuhan itu mengandung zat untuk membuat kulit anda tetap sehat dan kinclong, mencegah penuaan dini pada sel-sel kulit. Bahkan mampu meningkatkan daya ingat.
Untuk memakannya, daun yang telah dicincang halus diaduk dengan bumbu yang diracik terpisah. Bumbu ini terdiri dari; kelapa gongseng, cabai kecil, asam sunti, bawang, dan kemiri.
Tak suka bumbu berbau tradisional itu? Generasi Milenial, Z dan Alpha, dapat mencoba melahap daun yang telah dicincang dengan saus sambal, hingga saus keju, tergantung selera seperti memakan lalap.
Sambai oen peugaga cocok disantap bersama nasi pada saat berbuka puasa. []