Ribuan warga Kota Banda Aceh dan Aceh Besar memadati Jalur Musabaqah Pawai Takbir Jalan Kaki, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh untuk menyambut Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah, Rabu (28/6/2023) malam.
Prosesi pelepasan dilakukan oleh Asisten bidang Pemerintahan dan Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Aceh, M Jafar, didampingi perwakilan Forkopimda Aceh sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh dan Wali Kota Banda Aceh serta Ketua BKPRMI Aceh, di pelataran parkir Masjid Raya Baiturrahman.
Pawai takbir keliling telah menjadi budaya di Aceh, kembali digelar setelah pandemi Covid-19 berakhir. Dalam tiga tahun terakhir, agenda tersebut ditiadakan karena pemerintah melakukan sejumlah pembatasan-pembatasan aktivitas keramaian.
Peserta takbir Iduladha terlihat menyusuri jalan protokol, mulai dari depan Masjid Raya Baiturrahman, Simpang Kodim dan menyusuri Jalan Tgk Chik di Tiro Peuniti hingga ke Simpang Surabya. Selanjutnya, peserta menuju ke Simpang Jambo Tape dan mengarah ke Simpang Lima serta melintas di Jembatan Pante Pirak untuk kemudian kembali ke Masjid Raya Baiturrahman sebagai lokasi stat dan finish.
Warga Ulhee Kareng, Reza mengakui sengaja membawa keluarganya ke kawasan Simpang Lima Banda Aceh karena ingin melihat pawai takbir yang sudah beberapa tahun tidak diselenggarakan Pemerintah.
“Kan sudah lama gak ada pawai, jadi ya keluarga ingin melihat pawai takbir. Sejak beberapa hari lalu anak-anak sudah antusias. Jadi ya saya bawa ke sini aja,” ujar Reza.
Kegiatan bertajuk Musabaqah Pawai Takbir Jalan Kaki ini diikuti oleh 40 grup yang berasal dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Setiap grup beranggotakan 30 hingga 40 orang. Para peserta pawai akan memperebutkan hadiah total sebesar Rp38 juta.
Ada beberapa aspek penilaian yang akan menjadi tolok ukur penilaian dewan juri, yaitu adab, pakaian, jumlah peserta dan kerapian barisan. Aksesoris atau perlengkapan seperti bedug, rebana, spanduk. Terakhir, bacaan takbir, baik tajwid, fashahah, suara dan lagu. []