Keberadaan pengungsi Rohingya di wilayah Aceh Barat memicu beragam respon dari warga, termasuk penolakan. Hal ini terjadi sejak puluhan pengungsi diselematkan di perairan Meulaboh oleh Tim SAR Gabungan pada Kamis pekan lalu, menyusulnya terbaliknya kapal yang meraka tumpangi.
Menanggapi fenomena penolakan warga terhadap etnis Rohingya setelah berada di darat, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat, Tgk Mahdi Kari Usman, menegaskan pentingnya menjaga ketenangan dan bijak dalam menyikapi kehadiran para pengungsi Rohingya. “Kami mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya,” katanya dalam keterangan tertulis diterima acehkini, Kamis (28/03/2024)
Tgk Mahdi kari menyerukan kepada masyarakat untuk bersikap bijak dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan serta ajaran agama Islam.
Menurutnya, agama Islam mengajarkan untuk memberikan bantuan kepada sesama muslim yang membutuhkan, termasuk dalam situasi kedatangan pengungsi. Dia menekankan pentingnya tidak melupakan aspek kemanusiaan dan solidaritas antarumat beragama.
“Dalam menghadapi situasi ini, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Aceh Barat untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh agama kita, sambil tetap memberikan bantuan kepada saudara-saudara muslim Rohingya yang membutuhkan perlindungan dan pertolongan,” ujarnya
Tgk Mahdi Kari menambahkan bahwa pemerintah daerah bersama-sama dengan lembaga kemanusiaan akan bekerja sama untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada para pengungsi Rohingya, dengan tetap memperhatikan keamanan dan ketertiban di Aceh Barat.
Pemerintah daerah Aceh Barat juga telah berkomitmen untuk menyediakan fasilitas kedaruratan yang sifatnya temporer. Diharapkan dengan sikap bijak dan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga kemanusiaan, Aceh Barat dapat menjadi tempat perlindungan yang aman bagi para pengungsi Rohingya, “sambil tetap menjaga harmoni dan keberagaman di tengah-tengah masyarakat Aceh Barat,” tutupnya. []