Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), mencatat telah terjadi 270 kali bencana sepanjang Januari sampai Juli 2023, dengan korban jiwa sebanyak 5 orang dan perkiraan kerugian sekitar Rp155 miliar.
Kebakaran pemukiman mendominasi, yakni sebanyak 103 kali membakar 293 rumah. Taksiran jumlah kerugian diakibatkan oleh kebakaran permukiman sebesar Rp 59 miliar.
Kepala Pelaksana BPBA, Dr. Ilyas mengatakan intensitas kejadian bencana pada periode Januari-Juli 2023 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2022. “Pada periode yang sama (Januari-Juli) pada tahun 2022 jumlah kejadian bencana tercatat 283 kali,” katanya Jumat (4/8/2023).
Pihaknya berharap semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana, Ilyas berharap nantinya dapat terwujud sebuah langkah pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian, serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat/komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh,” tambahnya.
Berikut rincian jumlah kejadian bencana di Aceh periode Januari-Juli Tahun 2023:
- Kebakaran permukiman: 103 kali, menghanguskan 293 rumah
- Kebakaran hutan dan lahan: 69 kali, lahan terdampak 220 hektare
- Angin Puting Beliung: 32 kali, merusak 153 rumah
- Banjir: 45 kali, berdampak pada 7.138 rumah, 16 sekolah, 3.445 Hektar sawah dan 7 tanggul
- Banjir bandang: 1 kali, merusak 5 jembatan
- Longsor: 16 kali
- Abrasi: 2 kali, merusak 2 jembatan