Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Bimtek Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan (sustainable tourism) pada Kamis 21 September 2023 di Grand Aceh Hotel, Banda Aceh. Tujuannya sebagai upaya peningkatan SDM khususnya kepada pelaku kepariwisataan.
Bimtek ini diikuti 50 perserta dari sektor perhotelan, pelaku usaha travel dan pengusaha restoran di wilayah Banda Aceh. Narasumber diisi Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan Disbudpar Aceh, Ismail, Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Nurlisa Ginting, serta Ketua Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh, Muhazir.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal menuturkan dalam sebuah tatanan perilaku kepariwisataan harus memuliakan tamu. “Kita punya perilaku budaya yang baik yaitu ‘peumulia jamee adat geutanyoe (memuliakan tamu adalah adat kita)’. Jadi tatanan ini harus masuk ke dalam lubuk hati dan pikiran kita selaku pelaku kepariwisataan,” ujar Almuniza sebelum membuka kegiatan.
Disbudpar Aceh terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM kepariwisataan di Aceh. Tahun 2024, kata Almuniza, pihaknya turut memprioritaskan hal tersebut. “Tahun depan, upaya peningkatan SDM di sektor kebudayaan dan kepariwisataan akan menjadi salah satu program prioritas kami,” ungkapnya.
Ia pun berharap kepada para peserta untuk terus mendukung dan bersinergi dengan Pemerintah Aceh dalam upaya pelestarian budaya dan memajukan pariwisata. “Mari kita manfaatkan media sosial dengan mensosialisasikan dan menyebarkan hal-hal yang positif tentang wilayah kita. Oleh karena itu, saya berharap berbaik sangkalah memikirkan Aceh, berbuatlah yang positif dan sebarkanlah informasi tentang Aceh yang positif,” pungkasnya.
Guru Besar Dep. Arsitektur Fakultas Teknik USU, Nurlisa Ginting disela-sela penyampaian materi mengatakan bahwa pariwisata berkelanjutan harus mempertahankan tingkat kepuasan wisatawan yang tinggi dan memastikan pengalaman yang bermakna bagi wisatawan.
Konsep pembangunan harus memperhatikan keseimbangan pada sektor ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, serta memiliki pengelolaan visi jauh ke depan di mana pariwisata akan terus ada.
“Perencanaan pariwisata menjadi keniscayaan Ketika sebuah destinasi pariwisata dikembangkan dan menjadi bagian dari model pengembangan pariwisata. Hal ini penting karena tanpa perencanaan pengembangan pariwisata suatu destinasi yang terbentuk akan bersifat spontaneous (spontan, tidak tertata, tidak bervisi),” tuturnya. []