Bakal calon gubernur Aceh pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Muhammad Nazar mengatakan kemiskinan Aceh didesain atau dibuat-buat. Dia menduga statistik kemiskinan lebih tinggi angkanya dibanding kondisi riil kemiskinan.
“Kemiskinan yang dibuat-buat yang didesain. Desain itu bisa misalnya seorang bupati atau kepala desa ingin banyak dapat subsidi bantuan dari pusat, dia kan bisa memperbanyak angka kemiskinan,” kata Muhammad Nazar dalam wawancara khusus kepada tim acehkini, beberapa waktu lalu.
“Memungkinkan itu terjadi, ada potensi lebih persentasenya daripada yang riilnya. Jadi kita harus melihat secara jujur,” lanjutnya.
Dia mengklaim bahwa angka kemiskinan Aceh paling signifikan turun saat Irwandi Yusuf dan dirinya menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur 2007-2012. “Termasuk dari program-program yang kami buat dulu yang bersifat untuk mengeluarkan kaum marginal, kaum termiskin, kaum terpinggirkan ke arah yang lebih baik,” katanya.
Tapi strategi yang diatur untuk 25 tahun saat itu tidak berjalan baik ketika masa kepemimpinannya berakhir. Ia menilai sejatinya sekarang ini di Aceh sudah bicara investasi, industri, dan energi, bukan lagi urusan infrastruktur dasar.
“Tetapi kalau terpotong di periode kedua di mana program-program sebagian mengalami penghilangan, sebagian mengalami distorsi dan perubahan, misalnya beasiswa, kredit peumakmu nanggroe, kemudian dana gampong, dan kesehatan gratis, ketika itu berubah dengan konsep yang baru yang lebih jelek, itu menjadi masalah,” katanya.
Fakta: Data Kemiskinan Aceh
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, terlihat tren penurunan angka kemiskinan di Aceh dari tahun 2006 hingga 2023. Pada 2006, angka kemiskinan di Aceh berada pada tingkat 28,28%. Selama kurun waktu tujuh tahun berikutnya, angka ini menunjukkan penurunan yang konsisten hingga mencapai 19,46% pada 2012.
Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir angka kemiskinan Aceh juga turun. Pada 2021, angka kemiskinan tercatat sebesar 15,33%. Penurunan berlanjut di tahun 2022 dengan angka kemiskinan turun menjadi 14,64%, dan pada tahun 2023, angka ini sedikit menurun lagi menjadi 14,45%.
Secara keseluruhan, dalam periode 17 tahun dari 2006 hingga 2023, angka kemiskinan di Aceh berkurang secara signifikan dari 28,28% menjadi 14,45%.
Meski terus turun, BPS per Maret 2023 mencatat Aceh berada di peringkat ke-6 provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di Indonesia.[]